Penulis: nymeriatv

Review Drama: The Uncanny Counter Season 2, Kembalinya Para Pembasmi Roh Jahat dengan Cerita yang Lebih Seru

Review Drama: The Uncanny Counter Season 2, Kembalinya Para Pembasmi Roh Jahat dengan Cerita yang Lebih Seru – The Uncanny Counter season 2 jadi salah satu sekuel drama yang saya tunggu penayangannya. Setelah 2 tahun penantian, akhirnya drama Korea yang dibintangi Joe Byeong-gyu dan Kim Se-jeong ini tayang pada 29 Juli lalu. Kira-kira apakah jalan ceritanya akan semenarik musim sebelumnya? Simak review drama The Uncanny Counter season 2 dari saya berikut ini, yuk!

Sinopsis

Buat yang belum menonton season pertama, drama The Uncanny Counter merupakan drama yang mengusung genre misteri, supranatural, dan laga. K-drama adaptasi webtoon ini menceritakan tentang Counter, sekelompok orang yang memiliki kekuatan supranatural untuk mengusir roh-roh jahat yang ingin menguasai jiwa manusia. Mereka adalah Soo Moon, Do Ha-na, Ga Mo-tak, Chu Mae-ok, dan Choi Jang-mul. Di akhir musim pertama para Counter berhasil mengalahkan roh jahat terkuat. Namun, kekuatan beberapa orang counter menjadi melemah.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-drama-the-uncanny-counter-season-2-kembalinya-para-pembasmi-roh-jahat-dengan-cerita-yang-lebih-seru/

Review Drama: The Uncanny Counter Season 2, Kembalinya Para Pembasmi Roh Jahat dengan Cerita yang Lebih Seru

Nah, di musim kedua ini para Counter masih menjalankan misinya untuk melenyapkan roh jahat yang turun ke bumi. Di sisi lain mereka juga harus berlatih untuk memperkuat kemampuannya. Di tengah kehidupan tenang yang dijalani So Moon dan kawan-kawan, para Counter di Tiongkok berusaha menangkap tiga roh jahat yang memiliki kekuatan besar. Sayangnya, mereka kalah dan jiwa mereka pun dihisap oleh ketiga roh jahat tersebut yang membuatnya memiliki kemampuan seperti para Counter.

Aksi balas dendam para Counter

Pemimpin roh jahat yang membunuh para Counter di Tiongkok adalah Hwang Pil-gwang yang ternyata adalah dalang penipuan investasi palsu. Setelah mendapatkan kekuatan para Counter mereka pun kembali ke Korea Selatan untuk menjalankan misi. Saat itu, tanpa sengaja Min-ji (kenalan dari para Counter di Korea) bertemu dengan geng roh jahat tersebut dan menjadi korban mereka.

Mengetahui hal ini So Moon dan kawan-kawan ingin membalas dendam dan melenyapkan ketiga roh jahat tersebut. Namun, hal itu tidaklah mudah karena ketiga roh jahat telah memiliki kemampuan yang sama dengan para Counter. Mereka pun mencari personil tambahan untuk menghadapi para roh jahat tersebut.

Review Film India Table No.21 Ceritakan Sepasang Suami Istri Yang Terjebak Dalam Permainan

Review Film India Table No.21 Ceritakan Sepasang Suami Istri Yang Terjebak Dalam Permainan – Film India berjudul Table No. 21 yang bergenre thriller psikologis yang melibatkan sepasang suami istri dalam sebuah permainan. Permainan yang ditawarkan menarik perhatian pasangan ini karena bisa memenangkan hadiah besar, bahkan permainan yang diadakan di tempat yang mewah.

Table No. 21 hadir di bawah Eros International, salah satu rumah produksi film India yang terkenal menghasilkan berbagai film India populer setiap tahunnya. Beberapa nama pemain film ini juga merupakan artis Bollywood ternama seperti Rajeev Khandelwal, Tena Desae, Paresh Rawal, Asheesh Kapur dan masih banyak lagi.

Permainan apa yang sebenarnya dimainkan sepasang suami istri ini hingga bisa medapat hadiah besar? Bagaimana mereka melewatinya? Film ini ternyata juga memiliki pesan moral yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Simak review film singkatnya berikut ini!

Diundang Ke Resor Mewah

Film India Table No. 21 ini menceritakan sepasang suami istri bernama Vivaan dan Siya, dimana mereka mendapatkan undangan untuk datang ke sebuah resor mewah. Bukan hanya untuk liburan ke fiji gratis karena mereka memenangkan liburan, namun juga diundang untuk bermain sebuah permainan dengan hadiah lebih besar lagi.

Sepasang suami istri itu menerima tantangan yang diberikan Mr Khan. Permainan tersebut disebut dengan Table No. 21 yang ternyata dipantau langsung oleh Mr Khan. Mereka diberi pertanyaan yang harus mereka jawab secara jujur, namun lama kelamaan pertanyaan yang diberikan menjurus kepada rahasia gelap mereka di masa lalu.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-india-table-no-21-ceritakan-sepasang-suami-istri-yang-terjebak-dalam-permainan/

Review Film India Table No.21 Ceritakan Sepasang Suami Istri Yang Terjebak Dalam Permainan

Mereka harus menanggung rasa malu, takut dan curiga saat menjawab pertanyaan yang diberikan agar tetap hidup dan bisa melanjutkan permainan tersebut. Berhasilkan mereka melakukannya demi hadia besar?

Pesan Moral

Pesan yang paling terlihat dari permainan dalam film Bollywood ini adalah bagaimana mereka menyoroti nilai-nilai masyarakat modern yang banyak dikuasai oleh nafsu, rasa takut dan suka menghakimi orang lain. Dari sini juga kita belajar untuk mempertahankan nilai-nilai moral yang baik untuk menjaga integritas dan tidak mudah menghakimi.

Pesan lainnya adalah menghindari keserakahan. Anda bisa melihat pasangan suami istri ini ternyata sangat berhasrat dengan kekayaan materi hingga tidak memikirkan dampak buruk yang akan terjadi. Hal ini menjadi refleksi bagi penonton untuk menghindari sikap tersebut.

Nonton Film Table No. 21 di Vidio

Anda yang penasaran dengan cerita lengkapnya bisa nonton nonton film Table no 21 melalui platform streaming Vidio. Film India yang ditonton di Vidio pastinya sudah dilengkapi dengan subtitle Indonesia.

Jangan lupa download aplikasi Vidio di app store atau di playstore handphone Anda, untuk menikmati pengalaman menonton dimana saja dan kapan saja hanya di Vidio!

Review Film Fast X (2023)

Review Film Fast X (2023) – Salah satu waralaba film terbesar, yaitu Fast & Furious, masih terus berkembang dan kini sudah sampai di film kesepuluhnya! Yap, Universal Pictures akhirnya merilis Fast & Furious 10 atau yang memiliki judul resmi Fast X. Film ini rencananya bakal menjadi awal untuk akhir dari kisahnya Dominic Toretto dan keluarganya yang bakal dibagi dalam beberapa film.

Kali ini, Fast X digarap oleh Louis Leterrier, sosok yang juga pernah menyutradarai Now You See Me (2013), Clash of the Titans (2010), dan The Incredible Hulk (2008). Film ini dibintangi deretan aktor ternama Hollywood, di antaranya Vin Diesel, Michelle Rodriguez, Jason Momoa, John Cena, Tyrese Gibson, Ludacris, dan aktor lainnya baik yang lama di Fast & Furious maupun yang baru.

Jalan cerita Fast X dibikin memiliki koneksi dengan Fast Five (2011). Kamu yang menonton Fast Five pastinya tahu bahwa Dom dan keluarganya menghadapi Hernan Reyes. Nah, anaknya Hernan, yaitu Dante Reyes, datang ke Fast X untuk melakukan balas dendam atas kematian ayahnya serta Dom yang juga mengambil semua harta keluarganya.

Review film Fast X

Ketika nilai kekeluargaan Dom semakin mengalami pengujian berat

Kekeluargaan Dom memang selalu diuji sejak awal Fast & Furious. Namun, Fast X bisa dibilang sebagai ujian terberat bagi Dom dan keluarganya di sepanjang kisah hidupnya di Fast & Furious. Kamu yang mengikuti kisahnya Dom pastinya tahu bahwa anggota keluarganya terus bertambah. Jumlah anggota keluarganya Dom yang semakin banyak inilah yang akhirnya menyulitkan Dom di Fast X.

Dante tahu bahwa Dom sangat mengutamakan keluarganya dan hal tersebut dilihat sebagai titik lemahnya Dom. Alhasil, Dante membalaskan dendamnya dengan cara memecah belah keluarganya Dom untuk menguji apakah Dom mampu menyelamatkan semua orang yang dia cintai. Seperti beberapa film Fast & Furious sebelumnya, Dom kembali mengaktifkan jiwa superspy atau mata-mata supernya untuk bisa menyelamatkan keluarganya yang dipecah ke berbagai negara berbeda.

Sebelum film ini dirilis, sutradara Leterrier pernah berjanji bahwa elemen balapan jalanan bakal kembali ke Fast X. Memang benar ada satu momen yang memperlihatkan Dom adu balapan dengan Dante di jalanan Rio de Janeiro. Namun setelah melihat keseluruhan film ini, saya enggak setuju dengan pernyataannya Leterrier karena momen balapan jalanan Dom dan Dante bisa dibilang hanya secuil dan tidak memiliki efek besar untuk membuat Fast X terasa seperti kembali ke akarnya.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-fast-x-2023/

Review Film Fast X (2023)

Nyatanya, Fast X tetap mempertahankan elemen aksi di luar nalar yang selama ini dikeluhkan para penggemar film Fast & Furious terdahulu. Kamu bakal tetap menemukan banyak momen kebetulan yang tidak masuk akal selama menonton film ini. Sisi positifnya, momen gila seperti pergi ke luar angkasa hanya dengan mobil, yang ditampilkan pada F9 (2021), untungnya tidak ditemukan lagi di Fast X.

Sadar bahwa Fast X memiliki hubungan cerita dengan Fast Five, sutradara Leterrier terlihat jelas meminjam beberapa elemen dari Fast Five untuk dibuat ulang di filmnya. Selain adegan flashback, momen ketika Dom dan Dante berhadapan sebelum adu balapan mengingatkan saya kepada momen Dom berhadapan dengan Luke Hobbs. Momen ketika Aimes bekerja sama dengan Dom juga membuat saya teringat dengan momen Dom dan Hobbs pertama kali bekerja sama di Fast Five.

Penampilan Jason Momoa benar-benar gila dan menakutkan

Kamu yang sempat meragukan kemampuan Jason Momoa dalam memerankan karakter villain bakal benar-benar dibungkam setelah melihat penampilan sang aktor di Fast X. Di antara semua aktor yang tampil di film ini, Momoa jadi yang paling mencuri perhatian. Momoa mampu membuat Dante menjadi villain yang benar-benar gila dan mengerikan tanpa harus terlihat menakutkan secara dandanan.

Dengan dandanan yang flamboyan dan perlente, kamu enggak bakal menyangka Dante adalah villain “sakit” yang level gilanya hampir setara dengan Joker. Selama menjalankan penyiksaannya, Dante melakukannya bahkan sambil cengengesan. Selama menonton Fast X, kamu seakan dibuat pesimis dengan nasibnya Dom dalam menghindari kegilaannya Dante. Saya bisa bilang bahwa pemilihan Momoa sebagai Dante adalah keputusan yang tepat.

Seakan mengukuhkan tema keluarga di Fast & Furious, hampir semua karakter baru yang muncul di Fast X ternyata punya hubungan keluarga dengan karakter lama Fast & Furious. Kerennya dari Fast & Furious adalah waralaba ini mampu mengumpulkan banyak aktor Hollywood ternama walau filmnya dianggap semakin tidak masuk akal. Buktinya, Fast X benar-benar bertabur bintang!

Adegan aksi melimpah yang mampu memacu adrenalin

Di luar jalan ceritanya yang masih banyak menampilkan momen tidak masuk akal, hal lainnya yang patut diapresiasi dari Fast X adalah adegan aksi nonstopnya yang pastinya membuat para penggemar film aksi bakal benar-benar puas. Selain aksi kejar-kejaran, film ini menampilkan lebih banyak ledakan dan pertarungan tangan kosong. Enggak diragukan lagi bahwa Fast X adalah paket aksi yang lengkap.

Aksi lengkap yang disajikan Fast X juga didukung dengan kualitas CGI yang terlihat mulus. Walau adegan aksinya terlihat sangat gila, sutradara Leterrier tidak hanya mengandalkan CGI dalam menampilkan aksinya. Sang sutradara mengaku bahwa dia juga menggunakan banyak practical stunt. Enggak heran beberapa aksi gila di Fast X terasa cukup nyata.

Dari segi scoring, efek audio yang digunakan juga terasa tepat dengan momen di hampir sepanjang film. Kamu juga bisa mendengar lantunan beberapa lagu hiphop serta musik Latin yang semakin memeriahkan filmnya. Sayangnya, film ini tampaknya tidak melahirkan soundtrack ikonis seperti “See You Again” atau “Tokyo Drift”.

Fast X menjadi bukti bahwa waralaba Fast & Furious tampaknya sulit untuk kembali ke elemen akar mereka, yaitu balapan jalanan. Film ini memang menampilkan momen adu balapan antara Dom dan Dante. Namun secara keseluruhan, Dom tetap kembali beraksi layaknya “superhero” dalam menjaga keutuhan keluarganya dari ancamannya Dante. Bicara soal Dante, Jason Momoa bisa dibilang sebagai MVP di film ini dengan akting gilanya!

Setelah baca review film Fast X, apakah kamu jadi tertarik menonton film aksi ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

Review Film: Black Adam, Debut Dwayne Johnson sebagai Powerful Antihero dengan Konsep yang Pecah!

Review Film: Black Adam, Debut Dwayne Johnson sebagai Powerful Antihero dengan Konsep yang Pecah! – Setelah The Batman, tahun ini DC kembali merilis film superhero terbaru berdasarkan karakter DC Comics, yakni Black Adam. Bagi yang belum tahu, film superhero yang paling ditunggu-tunggu ini merupakan spin-off dari film Shazam! (2019) sekaligus menjadi film ke-11 di DC Extended Universe (DCEU) yang digarap oleh sutradara Jaume Collet-Serra.

Setelah penantian panjang, akhirnya Black Adam sudah bisa kamu nikmati di layar lebar bioskop mulai 19 Oktober kemarin. Nah, sebelum menyaksikannya secara langsung, berikut ulasan singkat dari Beauty Journal untuk film debut Dwayne Johnson sebagai superheroLet’s scroll down!

Sinopsis Black Adam

Black Adam menceritakan asal usul antihero tituler, salah satu metahuman paling kuat di alam semesta DC. Awalnya, Black Adam adalah seorang penduduk Khandaq bernama Teth-Adam yang memiliki kekuatan maha kuasa para dewa. Namun, ia justru menggunakan kekuatannya dengan cara yang salah sehingga membuatnya dikurung hingga ribuan tahun lamanya.

5.000 tahun berlalu, Black Adam kembali bebas dan berkeliaran di zaman modern. Meski sempat kebingungan, kedatangannya ini bermaksud baik, yakni berupaya melindungi penduduk Khandaq. Lalu, munculah sosok legenda yang ditampilkan dalam buku dan cerita leluhur rupanya berbeda dengan kisah sebenarnya sehingga membuat Justice Society: Hawkman, Dr. Fate, Atom Smasher, dan Cyclone datang mengincar dirinya.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-black-adam-debut-dwayne-johnson-sebagai-powerful-antihero-dengan-konsep-yang-pecah/

Review Film: Black Adam, Debut Dwayne Johnson sebagai Powerful Antihero dengan Konsep yang Pecah!

Kondisi itu pun membuat Black Adam dan Justice Society cekcok hingga nyaris membuat kota Khandaq hancur lebur. Berawal dari pertarungan inilah mereka tersadar akan musuh yang sebenarnya, yaitu Sabbac.

Aksi totalitas Dwayne Johnson perankan karakter superhero

Salah satu highlight di film ini adalah karakter Black Adam yang diperankan oleh Dwayne Johnson. Meski ini adalah pengalaman pertama memerankan karakter superhero, aktor yang juga dikenal dengan nama The Rock ini ternyata mampu membawakan perannya dengan totalitas. Dibandingkan dengan karakter dia di film-film sebelumnya, sebenarnya persona kali ini tak jauh berbeda, namun nampak lebih ebih sempurna dengan versi lebih cool dan powerful.

Film ini juga tak sepenuhnya mengubah sifat dan watak yang biasa ditunjukkan Dwayne di film-film sebelumnya, di mana aktor 50 tahun ini kembali ditampilkan dengan watak yang keras kepala dan sedikit kocak. Tenang meski film ini memiliki sentuhan komedi, leluconnya tidak terkesan garing atau berlebihan.

Suguhkan kisah apik dengan plot twist menarik

Black Adam bisa dibilang merupakan film superhero tipe serius. Meski memiliki perpaduan alur maju mundur, jalan ceritanya tetap mudah dipahami oleh penonton awam seperti saya. Ceritanya juga apik, tak mudah ditebak, dan jauh dari kata monoton dengan beberapa plot twist yang menarik. Soal audio, visual, dan CGI juga enggak perlu diragukan lagi.

Jika ditanya apakah harus menonton seri film lainnya, sejujurnya saya sendiri masih bisa menikmati meski termasuk awam DC Extended Universe. Jadi, jika kamu seorang pemula atau belum sempat menyaksikan seri lainnya, it’s really okay. Film Black Adam tetap layak untuk ditonton. Psst, ada after credit yang menunggumu di akhir film!

 

Sinopsis dan Review Peter Pan and Wendy, Cerita Klasik dalam Balutan Storytelling Gaya Baru

Sinopsis dan Review Peter Pan and Wendy – Karya klasik dari J.M Barrie kembali dihidupkan lewat film bertajuk Peter Pan and Wendy (ditulis secara resmi sebagai Peter & Wendy). Film yang disutradarai oleh David Lowery ini sudah bisa disaksikan lewat platform Disney Plus Hotstar mulai Jumat (28/4/2023) lalu.

Wendy (Ever Anderson) adalah gadis muda pemberani yang merupakan si sulung dari keluarga Darling. Malam sebelum keberangkatannya ke sekolah asrama, sebuah keajaiban datang kepadanya.

Si peri mungil Tinker Bell (Yara Shahidi) dan Peter Pan (Alexander Molony) yang biasa ia baca ceritanya di buku dongeng, muncul di rumah mereka. Peter Pan rupanya sedang mengejar bayangannya yang ngumpet di salah satu sudut rumah Wendy.

Bersama dua adiknya, John (Joshua Pickering) dan Michael (Jacobi Jupe), Wendy melompat dari balkon rumahnya, terbang menuju Neverland.

Captain Hook

Perjalanan di Neverland tak seindah bayangan Wendy, John, atau Michael. Begitu melayang di atas Neverland, kawanan ini ditembak oleh musuk bebuyutan Peter Pan, Captain Hook (Jude Law).

Pria yang satu tangannya digantikan dengan pengait ini memang punya dendam kesumat kepada Peter Pan.

“Jangan pernah menyebut nama itu di kapalku,” kata Captain Hook dengan ketus.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/sinopsis-dan-review-peter-pan-and-wendy-cerita-klasik-dalam-balutan-storytelling-gaya-baru/

Sinopsis dan Review Peter Pan and Wendy, Cerita Klasik dalam Balutan Storytelling Gaya Baru

Wendy Menyelamatkan Adik-adiknya

Gara-gara serangan Captain Hook, Wendy terpisah dari Peter dan adik-adiknya. John dan Michael tertangkap sang kapten bajak laut, bahkan hendak dieksekusi. Wendy yang bertemu dengan kawanan The Lost Boys, mencoba menyelamatkan John dan Michael.

Perjumpaan Wendy dengan Captain Hook selanjutnya, mengungkit kenangan lama yang terkubur dalam diri sang kapten. Tak hanya itu, Wendy juga berhasil menyibak hubungan masa lalu antara Peter Pan dan musuh bebuyutannya ini.

Gaya Penceritaan Baru

Peter Pan and Wendy memang berisi sejumlah elemen yang berkiblat pada sumber aslinya. Mulai dari Peter Pan yang menjahit bayangannya, The Ticking Crocodile alias buaya yang berdetak, hingga “alamat” Neverland: bintang kedua di kanan dan lurus terus sampai pagi.

Namun elemen yang direkonstruksi dalam film ini juga tak kalah banyak. Termasuk isu inklusi dan keberagaman yang dilekatkan kepada sejumlah karakter di film ini. Maka ditemukanlah karakter yang keluar dari “pakem” mulai dari perempuan dalam jajaran The Lost Boys dan Tinker Bell berkulit gelap.

Peter Pan and Wendy juga menawarkan storytelling baru dari kisah klasik mengenai seorang anak yang takut tumbuh dewasa. Mulai dari penceritaan yang difokuskan kepada karakter Wendy, hingga twist soal masa lalu Peter Pan dan hubungannya dengan Captain Hook.

 

Bukan ‘Black Adam’, Ini 5 Film Dwayne Johnson dengan Bayaran Fantastis

Bukan ‘Black Adam’, Ini 5 Film Dwayne Johnson dengan Bayaran Fantastis – Dwayne Johnson a.k.a The Rock adalah sosok aktor papan atas Hollywood yang dikenal dengan sederet prestasi lewat aktingnya yang multigenre. Mengawali karier sebagai pegulat professional di World Wrestling Entertainment (WWE), kini popularitasnya semakin melambung tinggi, bahkan tak sedikit film yang dibintanginya berhasil meraih box office.

Belakangan ini, namanya kembali naik daun berkat penampilannya di film terbaru DC Extended Universe (DCEU) ke-11, Black Adam. Ada sebuah fakta menarik, meski produksi film Black Adam tergolong bombastis, film ini ternyata tidak masuk ke dalam jajaran film dengan bayaran termahal bagi Dwayne (US$22.5 juta), lho. Lantas, film apa saja yang sukses membuat dirinya dibayar dengan harga fantastis? Temukan jawabannya berikut ini.

Hobbs & Shaw (US$758 Juta)

Hobbs & Shaw (2019) adalah seri spin-off pertama dari waralaba The Fast and The Furious. Film ini menampilkan Dwayne Johnson dan Jason Statham yang kembali memerankan karakter Luke Hobbs dan Deckard Shaw. Keduanya beradu akting sebagai penjahat tituler yang bekerja sama untuk menghentikan teroris yang dimodifikasi secara genetik, Brixton Lore (Idris Elba).

Tak dipungkiri, rilisnya film ini membuktikan bahwa Dwayne memiliki daya tarik box office yang besar. Di mana film ini sukses meraup US$174 juta di Amerika Serikat dan Kanada, dan US$586 juta di wilayah lain, dengan total US$760 juta di seluruh dunia. Lewat film Hobbs & Shaw, Dwayne bahkan dibayar seharga US$759 juta atau senilai Rp11.590.350.600.000.

Fast And Furious 6 (US$788 Juta)

Pada 2013, Dwayne kembali tampil di waralaba Fast and Furious seri keenam. Dalam film ini, agen DSS Luke Hobbs (Dwayne Johnson) mencari bantuan ke Dominic Toretto (Vin Diesel) dan Brian O’Conner (Paul Walker) untuk membantunya menghentikan Owen Shaw (Luke Evans), pemimpin kelompok tentara bayaran yang berencana mencuri perangkat berteknologi tinggi dan menjualnya di pasar gelap.

Fast and Furious 6 diketahui menjadi film terlaris kedua sepanjang franchise Fast and Furious, dengan kesuksesan box office awal selama akhir pekan Memorial Day tahun 2013. Selama penayangannya, film ini berhasil memperoleh US$239 juta di Amerika Utara dan US$550 juta di tempat lain dengan total US$789 juta di seluruh dunia. Sementara itu, Dwayne menerima bayaran sebesar US$788 juta atau senilai Rp11.813.077.435.760.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/bukan-black-adam-ini-5-film-dwayne-johnson-dengan-bayaran-fantastis/

Bukan Black Adam Ini 5 Film Dwayne Johnson dengan Bayaran Fantastis

Jumanji: Welcome To The Jungle (US$962 Juta)

Dwayne Johnson bergabung dengan Kevin Hart, Jack Black, Karen Gillan, dan Nick Jonas dalam Jumanji: Welcome To The Jungle (2017) yang merupakan reboot Jumanji (1995). Dalam film ini, keempat bintang papan atas tersebut memainkan karakter avatar para remaja yang terjebak dalam video game yang mereka mainkan. Para remaja ini pun harus mengakhiri permainan tersebut agar bisa melarikan diri dari Jumanji.

Selama penayangannya, film karya Robin William ini sukses hit dan menerima banyak ulasan baik. Hal ini tentu membuat film Jumanji: Welcome To The Jungle bertahan di puncak box office selama empat minggu berturut-turut dengan meraup US$962.1 juta di seluruh dunia.

Jumanji: Welcome to the Jungle bahkan menjadi salah satu film terlaris Sony Pictures sepanjang masa, menepati di urutan ketiga setelah Spiderman: Far From Home (2019) dan Skyfall (2012). Saat membintangi film ini, Dwayne dibayar US$962 Juta atau senilai Rp14.886.031.350.

The Fate of The Furious (US$1,2 Miliar)

The Fate of the Furious (2017) atau yang juga dikenal sebagai Fast and Furious 8, fokus pada cerita Dominic Toretto (Diesel) saat dia ditarik kembali ke dalam kehidupan kejahatan oleh cyber terrorist, Cipher, yang diperankan oleh Charlize Theron. Dalam film ini, Dwayne Johnson kembali memerankan karakternya sebagai Luke Hobbs yang bergabung dengan tim untuk membantu menyelamatkan Dom.

Setelah film ini rilis, The Fate of the Furious berhasil memecahkan banyak rekor box office, termasuk menjadi kesuksesan global. Film ini juga sukses meraup US$1.236 miliar di seluruh dunia. Ini adalah sebuah angka yang fantastis mengingat anggaran produksi hanya menghabiskan US$250 juta saja. Melalui film ini, Dawney juga dibayar dengan harga fantastis yakni US$1.2 miliar atau senilai Rp30.960.100.000.000.

Furious 7 (US$1,5 Miliar)

Terakhir, masih dalam waralaba The Fast and The Furious, kali ini di seri ketujuh atau Furious 7. Setelah menerima amnesti karena membantu DSS Hobbs (Dwayne Johnson) di Fast and Furious 6, Dom (Diesel), Brian (Walker), Letty (Michelle Rodriguez), dan Roman (Tyrese Gibson) mencoba untuk pensiun. Namun, Deckard Shaw (Jason Statham) ingin membalas dendam setelah mereka membuat saudaranya, Owen Shaw (Luke Evans), koma.

Ketika Furious 7 dirilis, waralaba tersebut telah mengumpulkan keuntungan box office secara global yang besar. Bahkan, film ketujuh ini berhasil meraup total US$1.516 miliar di seluruh dunia. Tak hanya sukses bagi film, Dwayne juga meraih pendapatan sebesar $1.5 miliar. Super fantastis, bukan?

Resensi Film Miracle In Cell No. 7

Resensi Film Miracle In Cell No. 7 – Akhirnya film Miracle In Cell No. 7 tayang di bioskop. Karya sineas Hanung Bramantyo ini adaptasi resmi dari film Korea Selatan berjudul sama, disutradarai Lee Hwan Kyung.

Miracle In Cell No. 7 versi Indonesia kisahnya berawal dari tewasnya bocah bernama Melati Wibisono (Makayla Rose) dengan sejumlah luka memar. Melati anak petinggi partai, Willy Wibisono (Iedil Dzuhrie).

Dodo Rozak (Vino G Bastian) yang sehari-hari jualan balon didakwa bersalah dan dipenjara. Putri Dodo, Kartika (Graciella Abigail), dikirim ke Panti Asuhan Mentari karena ibunya, Juwita (Marsha Timothy), meninggal akibat perdarahan saat bersalin.

Dodo dijebloskan ke sel nomor 7. Di sana Japra (Indro Warkop), Atno (Indra Jegel), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen Rakelna) dan Asrul (Bryan Domani). Berikut review film Miracle In Cell No. 7 yang diproduksi Falcon Pictures.

Kerusuhan di Lapas

Suatu hari, terjadi kerusuhan di lapas gara-gara seorang narapidana merasa terusik oleh bisnis yang dikendalikan Japra dari balik jeruji besi. Ia mencoba menghabisi Japra namun upaya ini digagalkan Dodo.

Akibatnya, Dodo mengalami luka tusuk. Merasa utang budi, Japra meluluskan permintaan Dodo untuk bertemu Kartika. Kartika kecil diselundupkan ke penjara. Lambat laun aksi ini tepergok sipir.

Seiring waktu, Kartika (Mawar De Jongh) beranjak dewasa lalu jadi pengacara. Ia berupaya membersihkan nama Dodo yang mengidap mental illness dan kadung dicap pembunuh sekaligus pemerkosa anak.

2 Kekhawatiran Tak Terbukti

Kekhawatiran kami terhadap film ini ada dua. Pertama, Miracle In Cell No. 7 terjebak menjadi melodrama yang berlarut. Kedua, segmen-segmen komedi kurang menyatu dengan pilar drama. Alhamdulillah, dua kekhawatiran ini tak terbukti.

Hanung Bramantyo meletakkan fondasi drama berbasis akting prima Vino G Bastian, yang sejak awal pemunculannya mengundang simpati. Gestur seperti gerakan tangan hingga tatapan mata dan cara berjalannya 100 persen meyakinkan.

Kejutan lain datang dari Graciella Abigail yang mengimbangi akting Vino. Tanpa jarak dengan aksi reaksi natural. Inilah modal kuat yang sulit ditandingi. Tanpa dipaksa, penonton ikut memiliki dan kepikiran nasib dua karakter ini.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/resensi-film-miracle-in-cell-no-7/

Resensi Film Miracle In Cell No. 7

Komedi dan Pil Tragedi

Hanung Bramantyo, adalah sineas yang terampil meracik komedi. Maka, saat Dodo masuk sel nomor 7, di sanalah mimbar lawak berdiri. Lakonnya tak main-main, dari legenda hidup Indro Warkop, mantan bintang Extravaganza, hingga para komika.

Jangan lupa, ada Bryan Domani yang citra gantengnya auto-pudar gara-gara rambut gondrong plus kacamata yang enggak banget. Tapi, di sinilah nuansa lawak ditakik dengan memanfaatkan beragam momen receh.

Dari perkara printer hingga keplak-keplakan tanpa kehilangan wibawa bahwa komedi acapkali jadi “kata pengantar” agar pil tragedi rasanya tidak terlalu pahit.

Tonjokan Materi Lawak

Di dalam sel nomor 7 inilah mukjizat terjadi. Para pemeran pendukung mengajak tokoh utama dan penonton melupakan masalah. Dodo dan Kartika sejenak lupa akan kasus hukum yang mengimpit. Penonton rehat sejenak dari harga BBM yang meninggi.

Esensi komedi ini adalah menertawakan hidup dan penderitaan yang melingkunginya. Tonjokan materi lawak tak akan sampai ke saraf humor jika bukan Indro Warkop dkk. yang memainkannya.

Hanung Iris Bawang

Lalu, kita tiba di puncak drama yang dibuat klimaks dengan dialog-dialog sederhana tapi mengena khas Alim Sudio. Momen paling menyakitkan dari film ini adalah kalimat-kalimat dan visual bersayap. Janji Dodo bahwa besok akan pulang membuat kaca-kaca yang mebingkai mata kami pecah.

Bahagianya Dodo akhirnya bisa terbang dengan tangan kanan menunjuk ke cakrawala dan balon warna kuning yang melayang adalah bawang yang sengaja diiris tipis-tipis oleh Hanung.

Paket Lengkap

Miracle In Cell No. 7 adalah paket lengkap. Kita menertawakan penderitaan dan menangisi keberhasilan. Dua emosi yang tertukar momen dan waktu namun di sinilah seni kehidupan. Hanung Bramantyo mengantar kita ke simpang pertukaran ini.

Tak perlu repot-repot membandingkan ini dengan versi aslinya. Bisa dibilang, Miracle In Cell No. 7 versi Indonesia berdiri sendiri. Akarnya, dari Negeri Ginseng. Batang, ranting, dahan, daun dan buahnya dirawat Hanung and the gang.

Bagi Anda yang sedang bermasalah dengan ayah atau telah ditinggal bapak (apapun konteksnya), kami sarankan membawa tisu. Ini peringatan serius. Terakhir, selamat mengenang ayah bersama gambar bergerak yang kita sebut sinema.

 

 

 

Pemain: Vino G Bastian, Mawar De Jongh, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Bryan Domani, Rigen Rakelna, Marsha Timothy, Iedil Dzuhrie, Makayla Rose

Produser: Frederica

Sutradara: Hanung Bramantyo

Penulis: Alim Sudio

Produksi: Falcon Pictures

Durasi: 145 menit

Sinopsis dan Resensi Film Love Again: Akting Perdana Celine Dion yang Bantu Sam Heughan untuk Mendapatkan Hati Priyanka Chopra

Sinopsis dan Resensi Film Love Again: Akting Perdana Celine Dion yang Bantu Sam Heughan untuk Mendapatkan Hati Priyanka Chopra – Film Love Again sudah tayang di bioskop Tanah Air sejak Rabu (10/05/2023). Bergenre romance comedy, film ini sebenarnya merupakan sebuah film adaptasi dari novel bertajuk “Text for You” karya Sofie Cramer.

Selain karena ceritanya, hal yang menarik dari karya Sony Pictures Releasing ini adalah para pemain filmnya, terutama karena kehadiran Celine Dion. Diva dunia itu pertama kali tunjukkan kemampuan aktingnya dalam layar lebar melalui film ini.

Selain Celine, ada pula Priyanka Chopra (Mira Ray) dan Sam Heughan (Rob Burns) jadi karakter utama filmnya. Penonton akan diajak melihat dinamika hubungan Mira dan Rob yang berawal dari sesama orang asing jadi saling kenal karena salah kirim SMS.

Simak sinopsis hingga review film Love Again selengkapnya berikut ini!

Ditinggal Sang Kekasih Selamanya

Adegan pembuka film ini menunjukkan kehangatan cinta yang terjalin antara pasangan kekasih Mira Ray (Priyanka Chopra) dan John (Arinze Kene) di sebuah cafe. Namun siapa sangka, saat John beranjak keluar untuk melanjutkan aktivitasnya, terjadi sebuah kecelakaan di depan cafe yang merenggut nyawanya.

Kehilangan tambatan hati membuat Mira sangat terpukul, ia memilih untuk mengurung diri di rumah orangtuanya selama kurang lebih dua tahun. Keadaan ini membuat pekerjaannya sebagai penulis dan illustrator buku anak itu pun terhambat.

Melihat sang kakak yang terpuruk keadaan, Suzy (Sofia Barclay) pun terus memberikan pesan agar Mira tak larut dalam kesedihan dan kembali ke New York City untuk beraktivitas seperti sediakala. Tak sia-sia, ratusan voicemail dari Suzy akhirnya berhasil buat Mira keluar dari masa berdukanya.

Kembali ke apartemennya justru mengembalikan banyak kenangan dirinya dan John, ia pun mencari cara untuk melepas rasa rindunya. Akhirnya, Mira memutuskan untuk mencoba berkomunikasi dan bercerita ke mendiang kekasihnya melalui SMS ke nomor lama John.

Tanpa Mira ketahui, ternyata nomor lama John sudah diaktifkan kembali dan kini jadi nomor milik seorang jurnalis musik, Rob Burns (Sam Heughan). Merasa tertarik dengan pesan-pesan romantis yang terus ia terima, Rob pun punya misi untuk menemukan siapa orang di balik semua pesan tersebut.

Akan kah Rob berhasil bertemu dengan Mira? Apa yang akan terjadi antara keduanya? Kira-kira begitu lah garis besar cerita film Love Again ini.

Casting yang Tepat

Salah satu nilai jual film ini tentu adalah para cast-nya. Bagaimana tidak? Banyak orang pasti ingin jadi saksi debut acting Celine Dion. Meski perankan dirinya sendiri, Celine terlihat sangat charming saat dirinya bantu Rob Burns mengenal cinta lebih dalam.

Di sisi lain, Sam Heughan yang kerap bintangi film action ternyata juga mampu tunjukkan sisi romantisnya dalam Love Again. Kalau Priyanka Chopra memang tidak usah diragukan lagi, tatapannya saja bisa dengan mudah memikat mata para penonton. Sepanjang film, chemistry Sam dan Priyanka patut diacungi jempol.

Selain ketiga aktor hebat itu, semua aktor pendukung film ini memainkan peran mereka dengan cukup baik. Mulai dari Suzy, dua teman kantor Rob yang bernama Billy dan Lisa, hingga bos Rob juga Mira akan mengocok perut penonton dengan tingkah dan candaan penuh punchline. Tentu saja ini didukung pula oleh script apik yang ditulis oleh Jim Strouse.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/sinopsis-dan-resensi-film-love-again-akting-perdana-celine-dion-yang-bantu-sam-heughan-untuk-mendapatkan-hati-priyanka-chopra/

Sinopsis dan Resensi Film Love Again: Akting Perdana Celine Dion yang Bantu Sam Heughan untuk Mendapatkan Hati Priyanka Chopra

Musik dan OST

Scoring dan musik tentu saja jadi aspek yang tak kalah penting dalam sebuah film. Love Again sendiri banyak memasukkan berbagai lagu hits Celine Dion sepanjang filmnya. Tentu saja hal ini bikin para penggemar Celine ingin bersenandung tiap lagunya diputar.

Attention to detail, penempatan tiap lagu dan scoring-nya dirasa tepat dengan tiap adegan dan momen-momen dalam film. Seakan-akan lirik dan alunan musik Celine Dion turut membantu penonton memahami perasaan Rob maupun Mira.

Celine Dion sendiri ikut turun tangan menyanyikan dua original soundtrack yang berjudul “I’ll Be” dan “Love Again”. Kedua lagu itu pun punya lirik yang bermakna dan sangat easy-listening.

Penuh Nilai tentang Cinta

Ada begitu banyak nilai moral tentang cinta yang disebarkan melalui film Love Again. Rasa kehilangan seseorang yang dicintai tentu bukan sesuatu yang mudah. Berat rasanya untuk dapat meninggalkan masa lalu dan melanjutkan kehidupan seperti sedia kala.

Namun, kisah Mira di film ini berikan gambaran dari kondisi tersebut. Love Again menawarkan penonton solusi lain dari move on, yaitu berdamai dengan masa lalu dan membuka diri untuk sambut perubahan. Seperti lirik soundtrack yang dinyanyikan Celine Dion:

The sun will rise again, storms subside again. This is not the end, and you will love again”.

Kesimpulan

Sejujurnya penulis tidak terlalu sering menonton film dengan genre romance-comedy, sehingga tidak memiliki banyak ekspetasi dari Love Again. Namun, ternyata penulis sangat menikmati setiap detik film ini.

Komposisi sisi romantis dan komedi di dalamnya terasa well-balanced, tidak cheesy atau berlebihan. Perpaduan akting para aktor, musik, visual film, sampai script berhasil menghasilkan suatu karya yang pleasing dapat dinikmati para penonton.

Film ini sangat cocok untuk kamu para penggemar film romcom dengan nilai moral di dalamnya. Jadi, jangan lupa saksikan Love Again di bioksop Tanah Air, ya! Dijamin kamu akan mudah tertawa dan terenyuh dari kisah Mira-Rob yang saling berdamai dengan masa lalu mereka dan mulai melangkahan kaki ke masa depan.

 

Pemain: Priyanka Chopra Jonas, Sam Heughan, Celine Dion, Celia Imrie, Sofia Barclay, Russell Tovey, Lydia West

Produser: Basil Iwanyk, Erica Lee, Esther Hornstein

Sutradara: James C. Strouse

Penulis: James C. Strouse

Produksi: Sony Pictures Releasing

Durasi: 104 menit

Resensi Film John Wick 4: Duel Satu Lawan Satu Paling Mematikan Dalam Sejarah, Klasik Sekaligus Penuh Gaya

Resensi Film John Wick 4: Duel Satu Lawan Satu Paling Mematikan Dalam Sejarah, Klasik Sekaligus Penuh Gaya – Salah satu raksasa Hollywood yang paling ditunggu tahun ini bisa jadi John Wick 4. Tayang di bioskop sejak pekan terakhir Maret 2023, karya sineas Chad Stahelski ini masih perkasa menguasai layar lebar.

John Wick: Chapter 4 membawa sang tokoh utama terbang dari ingar bingar New York City, AS, ke hotel prestisius Osaka Continental, Jepang. Di sana, John Wick bertemu kawan lawas, Shimazu Koji (Hiroyuki Sanada).

Koji salah satu tokoh baru dengan peran krusial dalam dunia John Wick yang makin gila. Keanu Reeves tetap di posisi sentral. Hidupnya makin rumit kalau tak mau dibilang sulit. Namun menyerah tak pernah jadi pilihan.

Chapter 4 yang digagas Lionsgate sejak Mei 2019 adalah perjalanan paling berisiko. Penulis skenario Shay Hatten dan Michael Finch punya alasan kuat mengapa harus bercerita sepanjang 169 menit untuk jilid keempat John Wick. Berikut resensi film John Wick Chapter 4.

Marquis Vincent Versus Wick

Charon (Lance Reddick) dan Winston (Ian McShane) menghadap Marquis Vincent (Bill Skarsgard), anggota High Table baru yang berkuasa. Pertemuan rahasia ini membahas John Wick yang berstatus Excommunicado namun tak kunjung bisa dieksekusi seluruh kota.

Pertemuan segitiga ini berakhir dengan dua kejadian tragis. Salah satunya, peledakan New York Continental sebagai statement tegas High Table. “Kesempatan kedua adalah suaka bagi orang-orang gagal,” kata Marquis sebelum meninggalkan ruang pertemuan.

High Table mengerahkan agen terbaiknya setelah melacak keberadaan John Wick di Osaka Continental. Atas nama persahabatan, Koji dan putrinya, Akira (Rina Sawayama) membantu John Wick menghindari pengejaran. Osaka Continental pun jadi arena pertumpahan darah.

Marquis rela membayar puluhan juta dolar AS asal John Wick terbunuh. Dua jagoan yang belakangan direkrut, Caine (Donnie Yen) dan The Tracker (Shamier Anderson). Muncul ide gila, pakai tradisi lawas untuk melepaskan diri dari status Excommunicado John Wick.

John Wick yang kehilangan nama keluarga mendatangi Katia (Natalia Tena). Keduanya menjalani ritual pemulihan nama keluarga. Dengan nama keluarga yang didapat, John Wick menantang Marquis duel satu lawan satu di Paris, persis saat fajar menyingsing.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/resensi-film-john-wick-4-duel-satu-lawan-satu-paling-mematikan-dalam-sejarah-klasik-sekaligus-penuh-gaya/

Resensi Film John Wick 4 Duel Satu Lawan Satu Paling Mematikan Dalam Sejarah Klasik Sekaligus Penuh Gaya

Durasi Panjang Amat

Pertanyaan yang kali pertama muncul saat John Wick 4 dirilis, perlukah durasinya sepanjang ini? Jawabnya perlu. Jilid keempat menekankan pada proses pemulihan reputasi dan kemuakan tokoh utama pada “ikon” High Table yang baru.

Untuk mencapai babak akhir, ada rentetan peristiwa penting yang harus dilalui. Pertumpahan darah di Osaka baru permulaan. Dengan cetak biru buatan Derek Kolstad, duo penulis naskah Shay Hatten dan Michael Finch membangun sejumlah jembatan penghubung ke tokoh baru.

Tokoh Baru Yang Believable

Menariknya, sejumlah tokoh anyar ini hadir secara believable. Kali pertama menyaksikan Koji, Caine, dan John Wick, kita serasa melihat kenalan lama kangen-kangenan dengan senjata. Kita merasakan kehadiran masa lalu seraya membaca pilihan yang pernah mereka buat.

Tak perlu menyangsikan kehebatan Keanu Reeves dalam meresapi jati diri John Wick yang sendiri, dingin, sepi, tanpa ampun, dan paham konsekuensi dari setiap pilihan. Daya tarik lain film ini adalah kecerdasan sutradara dan penulis dalam menghadirkan lawan sepadan.

Lawan Bagai Warna Pelangi

Lawan John Wick bagai warna pelangi karena punya karakter beragam. Ada yang memiliki keterbatasan fisik tapi berakal bulus. Ada yang tak paham dengan apa dan siapa yang dihadapi, namun jeli memanfaatkan peluang. Ada yang bodoh namun jabatan memungkinkannya berbuat apa saja.

Beda lawan, beda pula teknik memperdaya dan mengalahkannya. Kuncinya, kemampuan, cara berpikir, dan jam terbang. John Wick punya ketiganya. Chad Stahelski tak lantas menjadikannya manusia setengah dewa. Dalam banyak adegan kita melihatnya kewalahan.

Film Aksi Penuh Gaya

John Wick 4 adalah film aksi penuh gaya. Anda mau adegan apapun ada. Dari pakai pisau, pistol, sampai tangan kosong. Sinematografi dan tata cahaya membuat dunia John Wick yang gelap jadi penuh warna tanpa memudarkan citra baku pukul bertaruh nyawa.

Dalam banyak aspek film ini terasa klasik dengan koreografi yang dibuat penuh selera. Desain produksinya merefleksikan transformasi John Wick dari pensiunan pembunuh bayaran yang disatroni maling menjadi pria matang penantang jaringan tirani kelas dunia.

Keberanian, Harapan, Berjuang

Transformasi ini merefleksikan keberanian, harapan, dan berjuang sampai mati. John Wick 4 matang dari aspek penokohan hingga teknis. Ia tahu kapan harus ngebutsantuy sekedap sambil menjelaskan koneksi antartokoh, ngamuk lalu menyelesaikan konflik utama secara jantan.

Dengan adegan pembuka yang bikin ketar-ketir, John Wick 4 berakhir dengan baku hantam yang tak sekadar pamer skill. Saya tertawa saat tahu sang jagoan sengaja tak menembak. Ya, inilah John Wick. Ia tahu kapan harus menahan diri dan kapan mesti… dor!

Review Film: The Flash, Suguhkan Perjalanan Masa Lalu yang Seru dan Penuh Kekacauan

Review Film: The Flash, Suguhkan Perjalanan Masa Lalu yang Seru dan Penuh Kekacauan – Seru dan keren, menjadi dua kata yang menggambarkan film superhero The Flash. Di balik kostum merah dengan kekuatan super cepat, Barry Allen atau The Flash memiliki kehidupan yang tragis sehingga membuat dirinya kembali ke masa lalu demi memperbaiki nasib.

Sinopsis The Flash

The Flash mengungkap sosok Barry Allen dalam kehidupan asli dengan karakter cerdas, konyol, dan lamban, yang bekerja di Departemen Kepolisian Kota Pusat sebagai ahli kimia forensik.

Menyadari kehidupannya yang malang, Barry menggunakan kekuatan kecepatan supernya untuk lari ke masa lalu, demi mencegah pembunuhan ibunya yang terjadi saat dia masih kecil. Tak semudah yang dibayangkan, saat Barry kembali ke masa kini, ia menemukan banyak hal yang berubah secara drastis.

Perubahan itu bahkan tak hanya terjadi di bumi, namun juga alam semesta yang berubah menjadi versi baru dengan menampilkan sosok Supergirl, alih-alih Superman. Dengan segala upaya, Barry berusaha mengembalikan ruang dan waktu untuk kembali menjadi normal.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-the-flash-suguhkan-perjalanan-masa-lalu-yang-seru-dan-penuh-kekacauan/

Film superhero dengan nuansa humor

Sebagai penikmat film superhero, sebenarnya kisah yang diangkat dalam film The Flash bukanlah hal baru. Begitu pula dengan plotnya yang cenderung mudah ditebak. Namun, saya akui bahwa pengemasannya terasa sedikit berbeda berkat tampilan yang lebih menarik.

Genre filmnya sendiri termasuk film superhero ‘serius’ yang dibumbui dengan adegan-adegan konyol. Tak heran, beberapa kali mencuri perhatian penonton hingga tertawa terbahak-bahak.

Selebihnya, film ini disajikan dalam FX digital apik yang membuat saya terpukau dengan keindahan visualnya. Meski begitu, tetap ada beberapa adegan yang terasa kurang maksimal.

Hadirkan banyak kejutan yang manjakan mata

Poin satu ini juga menjadi alasan utama yang membuat film The Flash patut disaksikan pencinta DC film. Pasalnya, film ini tak hanya menampilkan karakter utama saja, ada reuni kecil dari film Justice League, lengkap dengan jajaran superhero ikoniknya.

Saya pribadi sangat merekomendasikannya karena The Flash mampu menyajikan film yang seru, bahkan tak sedikit adegan yang berhasil menuai pujian dan tepuk tangan dari penonton.