Page 32 of 35

The Moon, Misi Penyelamatan Satu Awak Woori-ho di Ruang Angkasa

The Moon, Misi Penyelamatan Satu Awak Woori-ho di Ruang Angkasa – Sekarang, tiap denger kalimat mayday mayday! bakalan langsung inget sama mas Diyo sii..
FIXED!

Mas Diyo yang memerankan karakter astronaut Hwang Sun-Woo dari Korea ini menurutku fenomenal banget. Selain karena film ini melibatkan hubungan bilateral negara USA sebagai pemiliki NASA, juga menampilkan sisi-sisi dramatis humanis.

Gak nyangka film berdurasi 2 jam 9 menit ini mampu membius penonton dengan genre Action, Drama, Sci-Fi-nya. Dimana biasanya film atau drama bergenre ini terbilang temanya agak berat. Membayangkan gimana kehidupan manusia selama perjalanan ke bulan dan perjuangannya buat beradaptasi di keadaan yang jauh berbeda dengan di bumi. Yaah..rada gak masuk akal si memang, tapi tetep bikin kepo buat ditonton.

Drama dan film Korea sebelumnya yang bertema perjalanan ke luar angkasa, sahabat lendyagassi bisa nonton

Apalagi, Korea rencananya pada tahun 2025 akan terlibat misi penerbangan ke Bulan bersama SpaceX dan menggandeng T.O.P BIGBANG sebagai idol KPop pertama yang ikut dalam misi tersebut.

Tah, semakin berasa nyata kan..
Sebelum menjadi saksi mas T.O.P BIGBANG ke bulan dan Mars, kuy simak dulu kisah mas Diyo alias Do Kyungsoo yang uda duluan ke bulan melalui Film The Moon berikut ini.
Let’s get it~

Film Korea The Moon (2023)

Profil Film

Judul : The Moon
(Deomun/ 더 문)

Director : Kim Yong-Hwa
Penulis : Kim Yong-Hwa

Pemeran Utama Film The Moon (2023) :

Sol Kyung-Gu sebagai Kim Jae-Kook
Do Kyung-Soo sebagai Hwang Sun-Woo

Pemeran Pendukung Film The Moon (2023) :

Park Byung-Eun sebagai Director of Space Center
Jo Han-Chul sebagai Minister of Science and Technology
Choi Byung-Mo sebagai Undersecretary of Science and Technology
Hong Seung-Hee sebagai Kang Han-Byeol
Kim Hee-Ae sebagai Moon-Young

Cameo Film The Moon (2023) :

Choi Jung-Woo sebagai President
Lee Sung-Min sebagai Hwang Kyu-Tae
Kim Rae-Won sebagai Lee Sang-Won
Lee Yi-Kyung sebagai Jo Yoon-Jong

Genre : Action, Drama, Sci-Fi
Release Date : August 2, 2023
Runtime : 129 minutes
Distributor : CJ Entertainment

Rating: 3/5

Sinopsis The Moon

Hwang Sun-Woo (Do Kyung-Soo) bersama 2 rekan astronotnya yang lebih senior yakni Lee Sang-Won (Kim Rae-Won) dan Jo Yoon-Jong (Lee Yi-Kyung) melakukan perjalanan ke bulan menggunakan pesawat ruang angkasa yang diberi nama Woori-ho.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/the-moon-misi-penyelamatan-satu-awak-woori-ho-di-ruang-angkasa/

The Moon, Misi Penyelamatan Satu Awak Woori-ho di Ruang Angkasa

Pesawat Woori-ho ini adalah replika dari pesawat Narai-ho yang gagal 5 tahun yang lalu.
Akankah Woori-ho juga bernasib sama?
Atau menjadi pesawat Korea pertama yang berhasil mendaratkan astronotnya ke bulan, seperti impian para peneliti di KASC?

Perjalanan ke Bulan yang Tyda Mudah

Untuk sampek ke bulan, kata NASA jika berkendara pada jarak rata-rata 238.855 mil (384.400 km) dan mengemudi dengan kecepatan konstan 60 mph (96 km/jam), maka akan memakan waktu sekitar 166 hari.

Kebayang doonk..
Gimana kalo di perjalanan ada apa-apa.

Dan bener aja, di perjalanan, si Woori-ho ada masalah karena terpapar angin matahari.

Karena yang berangkat ada 3 astronot, masing-masing bekerja sesuai bidang keilmuannya. Lee Sang-Won (Kim Rae-Won) dan Jo Yoon-Jong (Lee Yi-Kyung) bagian ngecek-cekin mesin Woori-ho di luar. Dari mulai sistem komunikasi, mesin pesawat Woori-ho hingga sistem bahan bakar yang ternyata inilah jadi sumber malapetaka pertama.

Pas mereka awalnya masih bisa kasih kabar ke sistem di bumi, lalu mendadak terputus dan ledakan pertama terjadi dari bahan bakar pesawat Woori-ho yang bocor. 2 astronot Korea Lee Sang-Won dan Jo Yoon-Jong terpental dan akibatnya oksigen di baju mereka bocor.

Dengan berat hati, di menit ke 16 pertama, 2 astronot Korea tersebut gugur di medan perjuangan (menuju bulan). Dan menyisakan Hwang Sun-Woo (Do Kyungsoo).

Yang dari semula Hwang Sun-Woo ini anaknya panikan, makin panik dan akhirnya tersambung kembali dengan pusat komunikasi di bumi. Saat kritis ini pun terlewati karena bantuan dari direktur porject sebelumnya, 5 tahun lalu, Pak Kim Jae-Kook (Sol Kyung-Gu) membimbing langkah berikutnya.

Akankah Hwang Sun-Woo kembali ke bumi atau mendarat di bulan?
Sungguh pilihan yang syuliittt..
((seperti mencintai Reyhan, jiaaaa…))

Hwang Sun-Woo Bertekad Memenuhi Impian Sang Ayah

Bukan film Korea kalau gak ada sisipan humanisnya, seperti masalah keluarga. Ya, kali ini Hwang Sun-Woo memberitahukan bahwa ia adalah anak salah satu pekerja pembuatan pesawat Narai-ho yang dinilai gagal karena meledak dan menewaskan 3 astronot Korea pada 5 tahun yang lalu.

Pesawat yang gagal ini tentu mengakibatkan Korea diboikot dari Federasi Austronautika.
Nota kesepaktan dibatalkan sehingga NASA diceritakan gak mau membantu lagi untuk project penelitian berikutnya.

Korea yang para penelitinya gigih, tetap memperbaiki pesawat Narai-ho dan memberi nama pesawat Woori-ho untuk generasi terkini. Dan ternyata, kesalahan di Narai-ho masih berulang. Sehingga saat Pak direktur Kim Jae-Kook memberikan arahan, ia menganjurkan untuk balik kuching, ke bumi aja. Daripada ada apa-apa kan yaa..

Tapi, dari pesan terakhir Hwang Sun-Woo, ia menegaskan untuk memenuhi keinginan dan impian Ayahnya di akhir hayatnya. Ya, Ayah Hwang Sun-Woo diketemukan meninggoy bunuh diri karena project Narai-ho gagal. Ia merasa bersalah karena pesawat yang ia rancang mencelakakan 3 astronot Korea.

Berkaca dari hal itu, ambisi Hwang Sun-Woo untuk bisa menginjakkan bulan dan membuktikan kalau pesawat Woori-ho bisa.

Berhasilkah Hwang Sun-Woo mendarat di bulan?

Kesan Nonton The Moon

To be honest, Film The Moon bikin aku lelah and drain too much ma energy banget deh..
Mungkin karena genrenya yang science fiction yaa.. Dan masalah yang dihadapi, cukup standart, kayak bukan hal baru.

Jadi intinya drama The Moon ini menyelamatkan mas Diyo dari bulan.
Dia akhirnya nginjek bulan dan berhasil nancepin bendera Korea di bulan nih.. Masalah lain dateng, bulannya tiba-tiba kejatuhan meteor jadi ada ledakan di setiap jengkal. Mau ngumpet dimanapun, ledakannya selalu muncul. Di titik terjauh bulan sampai di wajah bulan.

Yang unik, meskipun Mas Hwang Sun-Woo sendirian di bulan, dia gak bener-bener sendiri. Ada drone canggih yang bisa bantuin mas Hwang Sun-Woo saat menghadapi masa kritis. dan mas Hwang Sun-Woo juga sempet naik mobil di bulan. Eaaa~

Pokonya canggih parah sii..

Setelah mengambil sampling dan mau balik ke bumi, naah.. si meteor ini nongol.

Jadinya mas Hwang Sun-Woo bisa balik ke bumi tyda?
Nonton deh, film mas Diyo terbaru, The Moon di apps loklok andalanku. Heiissh, kek KB aja daah..

Trailer Film The Moon (2023)

Yang kamjagiyaaa adalah di ending scene-nya ada kakaknya Park Chanyeol, Park Yoora yang profesinya memang anchornim di Korea. Cantiik banget deeh… Doi muncul sebagai cameo yang bacain berita terkini untuk temen adeknya di EXO. Hihhihi~

Endingnya mengharukan dan penuh pesan diplomatif antara hubungan Amerika dan Korea.
Melalui film, ternyata pesan ini bisa tersampaikan dengan indah bahwa Korea kembali masuk ke anggota astnautika dan kembali bekerjasama dengan NASA.

Yeaayy~
Bravo buat mas Diyo atas kerja kerasanya terguncang jiwa raga saat di pesawat Woori-ho. Ini efeknya CGInya indah banget siihh..

Buat yang suka genre sci-fi.. The Moon bisa nemenin 2 jam-mu, chingu-yaa..

Review Film Oppenheimer (2023)

Review Film Oppenheimer (2023) – Siapa pun yang ngaku sebagai penggemar film rasanya enggak mungkin enggak tahu siapa itu Christopher Nolan. Nolan dikenal sebagai sutradara yang karyanya selalu mind blowing dan biasanya membutuhkan pemikiran ekstra untuk memahami filmnya. Tiga tahun setelah merilis Tenet (2020), Nolan kembali dengan karya terbarunya yang diberi judul Oppenheimer.

Jika Nolan sebelumnya mengeksplorasi genre aksi fiksi ilmiah di Tenet, kini sang sutradara menggarap film biopik yang menceritakan kisah hidupnya J. Robert Oppenheimer, yang dikenal sebagai Bapak Bom Tom. Di film ini, Oppenheimer diperankan oleh Cillian Murphy. Selain Murphy, film ini dibintangi deretan aktor ternama, di antaranya Emily Blunt, Matt Damon, Robert Downey Jr., Florence Pugh, dan aktor ternama lainnya.

Didasarkan dari buku biografi berjudul American Prometheus yang ditulis oleh Kai Bird dan Martin J. Sherwin, film ini bercerita tentang kisah hidup J. Robert Oppenheimer, seorang ahli fisika teoretis yang berperan dalam pengembangan senjata nuklir di Proyek Manhattan. Di sini kita bisa melihat bagaimana ketertarikan Oppenheimer terhadap ilmu fisika, pertimbangannya dalam menjalankan proyek Manhattan, hingga beban moral setelah bomnya memporak-porandakan Jepang.

Review film Oppenheimer

Penceritaan dengan dialog yang intens dan begitu padat

Sebagai informasi, Oppenheimer hadir dengan durasi 3 jam, yang jelas bukan durasi yang singkat untuk menonton di bioskop. Sejujurnya, sih, 3 jam menonton Oppenheimer bakal sangat berasa karena film ini mempunyai pace yang cukup lambat. Nolan juga lebih mengutamakan penggunaan dialog dalam proses penceritaan filmnya. Walau begitu, Nolan cukup berhasil membuat saya tetap bertahan dari awal hingga akhir film.

Apa yang membuat saya bisa terus bertahan menikmati film ini hingga akhir? Walau pace-nya lambat, Oppenheimer menghadirkan dialog yang begitu intens di hampir sepanjang filmnya. Sudah intens, setiap dialog yang diucapkan juga penting bagi penonton untuk memahami kisah hidupnya Oppenheimer. Nolan berhasil membangun ketegangan dari dialog-dialog yang diucapkan tiap karakter di film ini.

Film ini diceritakan dengan alur maju-mundur, yang mana alur maju atau alur mundurnya bisa muncul begitu saja dari satu adegan ke adegan lain. Herannya, Nolan mampu membuat kita bisa membedakan mana yang alur maju dan mana yang alur mundurnya, tanpa ngerasa perpindahannya itu berantakan. Alur maju dan mundur yang seperti disebarkan begitu saja seakan menjadi puzzle yang akhirnya terkumpul dengan sempurna pada bagian akhir filmnya.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-oppenheimer-2023/

Review Film Oppenheimer (2023)

Hal menarik lainnya dari Oppenheimer adalah Nolan menggunakan visual berwarna dan hitam-putih dalam penceritaannya. Sebagai informasi, Nolan menulis naskah Oppenheimer dengan menggunakan sudut pandang orang pertama. Nah, visual berwarna menggambarkan sudut pandangnya Oppenheimer. Lalu jika kamu perhartikan, adegan hitam-putih pasti melibatkan Lewis Strauss (Robert Downey Jr.), yang kemungkinan bahwa adegan hitam putih merupakan perspektifnya Strauss.

Jika ada hal yang harus dikritik, saya bakal mengkritik tentang banyaknya karakter yang diperkenalkan di Oppenheimer. Saking intens dan padatnya dialog yang ditampilkan, penonton kayak tidak punya waktu untuk menghapal semua karakter yang muncul di film ini. Untungnya film ini didominasi oleh sudut pandangnya Oppenheimer, sehingga enggak ada masalah ketika kamu tidak bisa menghapal semua karakternya

Tidak ada aktor yang gagal di film ini

Jika melihat daftar aktor yang membintangi Oppenheimer, sudah dipastikan bahwa film ini menampilkan ensambel aktor yang enggak main-main. Nama-nama besar Hollywood masuk dalam jajaran pemeran di film ini, termasuk Cillian Murphy yang menjadi pemeran karakter utamanya, yaitu J. Robert Oppenheimer.

Siapa pun yang sudah tahu aktingnya Murphy di film atau serial lain pastinya tidak akan meragukan kemampuan aktingnya. Secara tampilan, Murphy sudah memiliki kemiripan dengan Oppenheimer. Lalu secara akting, Murphy benar-benar berhasil menceritakan segala kegundahan yang dialami Oppenheimer pada masa hidupnya.

Yang bikin lebih kagum lagi, Nolan mampu mengarahkan semua aktor besarnya untuk mendapatkan momen bersinarnya, walau pun aktor tersebut cuma muncul singkat di Oppenheimer. Selama menonton, saya melihat semua aktor yang muncul di Oppenheimer tampil maksimal dan enggak ada yang terlihat lemah.

Christopher Nolan tidak pernah gagal urusan visual dan audio!

Rasanya sulit meremehkan Nolan dalam hal visual dan audio untuk film-film yang dia buat. Lagi dan lagi, Nolan tidak gagal dalam menyajikan visual dan audio yang bikin menganga di Oppenheimer. Dengan klaim tanpa CGI sama sekali, Nolan membuktikan bahwa penggunaan efek visual practical ternyata masih relevan dan hasilnya juga bisa bersaing dengan film-film masa kini yang menggunakan CGI.

Adegan Trinity, momen uji coba ledakan senjata nuklir pertama di Proyek Manhattan, sama sekali enggak mengecewakan. Ledakannya terasa nyata serta menegangkan. Ditambah lagi, Nolan juga beberapa kali menyelipkan sekelebat momen reaksi kimia dari atom yang membuat nuansa ilmuwan di film ini terasa makin nyata. Kerja sama Nolan dengan sinematografer Hoyte van Hoytema di film ini sama sekali tidak mengecewakan!

Selain dialog, hal lainnya yang membuat intensitas cerita Oppenheimer jadi begitu tinggi adalah penggunaan scoring-nya! Nolan dan komponis Ludwig Goransson berhasil menciptakan scoring yang megah tetapi bikin kita ikut merasakan keresahan hatinya Oppenheimer. Cuma mereka yang bisa membuat hentakan kaki di kursi kayu menjadi scoring yang begitu ikonis dan bisa membuat hati tidak tenang saat mendengarkannya.

Lagi dan lagi Nolan tidak gagal melahirkan mahakarya yang brilian. Dengan storytelling yang menitikberatkan pada dialog, film ini mampu menampilkan ketegangan yang begitu intens lewat dialognya. Naskah yang dibuat dari sudut pandang orang pertama juga membuat penonton bisa merasakan lebih dalam kegelisahan serta beban moralnya Oppenheimer sebagai orang yang bertanggung jawab atas tragedi besar dunia.

Kualitas visual tanpa CGI-nya jelas bukan kaleng-kaleng. Ditambah lagi dengan scoring-nya yang begitu megah tetapi terasa meresahkan dan membuat intensitas ceritanya semakin kuat.

Setelah baca review film Oppenheimer, apakah kamu jadi tertarik menonton film biopik ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!

 

Review Drama: Revenant, Kim Tae-ri Perankan Karakter Indigo yang Selalu Diikuti Hantu!

Review Drama: Revenant, Kim Tae-ri Perankan Karakter Indigo yang Selalu Diikuti Hantu! – Revenant jadi salah satu drama Korea yang paling saya tunggu tahun ini. Bukan tanpa alasan, drama Korea satu ini hadir dengan genre horor dan dibintangi oleh Kim Tae-ri. Sungguh perpaduan yang sudah saya nantikan sejak lama.

Tayang perdana pada Sabtu (24/06) lalu, berikut ulasan saya untuk Revenantepisode 1 & 2!

Sinopsis

Di tengah malam yang gelap dan berangin, seorang pria bernama Gu Gang-mo tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya, seolah sedang ada yang mengejarnya. Sementara itu, dari balik jendela terlihat sosok bayangan hitam dengan rambut panjang terurai berantakan.

Bayangan tersebut terus mengikutinya hingga mengetuk pintu kamar Gang-mo. Tak lama, sang ibu yang tengah menengok keberadaan Gang-mo terkejut melihat putranya sudah tak bernyawa akibat gantung diri.

Sebelum tinggal di desa berdua dengan sang ibu, Gang-mo sempat memiliki istri bernama Yoon Gyeong-mu dan seorang putri bernama Gu San-yeong (Kim Tae-ri) yang kemudian bercerai.

Yoon Gyeong-mu dan Gu San-yeong harus banting tulang untuk tetap bisa bertahan hidup tinggal di kota, setelah tabungannya dirampok habis oleh penipu.

Yeom Hae-sang (Oh Jung-se) dikenal sebagai seorang profesor folklor Korea di sebuah universitas dan memiliki kemampuan khusus untuk melihat makhluk tak kasat mata. Sebelum meninggal dunia, Gang-mo menulis surat untuk Hae-sang agar ia menemui San-yeong, putrinya.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-drama-revenant-kim-tae-ri-perankan-karakter-indigo-yang-selalu-diikuti-hantu/

Review Drama: Revenant Kim Tae-ri Perankan Karakter Indigo yang Selalu Diikuti Hantu

Setelah ditelusuri, sosok bayangan hitam yang selama ini Hae-sang cari telah berpindah ke diri San-yeong. Ini adalah pertanda buruk karena bayangan hitam tersebut akan mencari korban untuk menjadi “tumbal”. Tak perlu menunggu lama, pria yang merampok tabungan San-yeong dan sang ibu pun tewas secara mengerikan.

Sedikit demi sedikit, petunjuk tentang sosok bayangan hitam mulai hadir di episode 1 & 2

Seperti biasanya, pada episode pertama penonton mulai diperkenalkan dengan beberapa karakter penting. Gu San-yeong sebagai karakter utama masih tidak percaya dengan kehadiran sosok bayangan hitam keji yang mengikutinya.

Selain itu, masih banyak hal yang belum terjawab di dua episode awal. Mulai dari mengapa orang tua San-yeong bercerai, siapa sebenarnya sosok bayangan hitam tersebut, dan lain sebagainya.

Namun, setidaknya sedikit demi sedikit petunjuk mulai dihadirkan. Kemampuan San-yeong dalam melihat sosok tak kasat mata pun mulai terasah, termasuk bayangan hitam yang mengikutinya.

Pendapat saya

Setelah menonton dua episode pertama, saya sepertinya akan menanti dan melanjutkan episode-episode selanjutnya dari drama Revenant. Sebagai pencinta film maupun serial horor, saya bisa sangat menikmati drama satu ini.

Drama ini memiliki alur cerita yang tak banyak basa-basi, namun satu sisi juga tak terasa terburu-buru. Setiap adegan yang dihadirkan memiliki maksud tersendiri. Begitu pun porsi adegan jumpscare dalam Revenant ini terbilang pas dan tidak berlebihan. Alur dramanya sendiri berhasil membuat saya terus penasaran dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Selain dari segi alur, akting para pemeran dalam drama ini juga patut diacungi jempol. Mulai dari Kim Tae-ri, Oh Jung-se, Kim Won-hae, dan masih banyak lagi.

Satu lagi, saya juga merekomendasikan drama ini karena kisahnya yang terlihat well research alias enggak asal-asalan. Salah satunya berkaitan dengan cerita rakyat, kepercayaan, legenda, dan mitos yang dipercaya leluhur Korea sejak lama.

Well, buat kamu yang penasaran, drama Korea Revenant tayang di Disney+ Hotstar setiap hari Sabtu dan Minggu, ya!

Review Film: Ruby Gillman, Teenage Kraken, Monster Laut yang Hidup Selayaknya Remaja Normal di Daratan

Review Film: Ruby Gillman, Teenage Kraken, Monster Laut yang Hidup Selayaknya Remaja Normal di Daratan – Apa yang terjadi jika ada sebuah keluarga monster laut atau kraken yang hidup di sekitar kita? Seperti pada film animasi terbaru besutan Universal Pictures, Ruby Gillman, Teenage Kraken.

Ada Lana Condor, Annie Murphy, hingga Jane Fonda yang jadi pengisi suara, berikut ulasan saya untuk film berdurasi 91 menit ini!

Di sebuah kota tepi pantai Oceanside, ada sebuah keluarga kraken yang mencoba menyesuaikan diri dengan manusia. Keluarga kraken ini terdiri dari Agatha Gillman (ibu), Arthur Gillman (ayah), Ruby Gillman (anak perempuan pertama), dan Sam Gillman (anak laki-laki bungsu).

Ruby, si remaja yang pandai matematika sedang berusaha membujuk sang ibu agar mengizinkannya ikut acara prom night. Tak kunjung mendapatkan izin, Ruby pun berniat untuk tetap mengikuti prom night secara diam-diam.

Saat ia hendak mencoba mengajak pria idamannya, Connor, sebuah tragedi datang menimpa Connor hingga akhirnya ia tenggelam di lautan. Ruby menghiraukan aturan sang ibu untuk menjauh dari lautan dan bergegas menyelamatkan Connor.

Hal aneh tiba-tiba terjadi pada tubuh Ruby ketika ia masuk ke dalam laut. Tubuh remaja berusia 15 tahun ini tiba-tiba menjadi sebuah monster laut raksasa. Sang ibu pun datang untuk menenangkannya dan perlahan tubuhnya kembali seperti semula.

Keadaan semakin complicated ketika Ruby mengetahui bahwa ibunya menyembunyikan banyak hal darinya. Terlebih ketika Paman Brill tak sengaja membocorkan rahasia yang disimpan oleh Agatha.

Diam-diam, Ruby kembali menyelam ke lautan untuk menemui neneknya. Namun, bukan hanya sang nenek yang ia temui, Ruby juga tak sengaja bertemu dengan Chelsea, siswi baru di sekolahnya yang ternyata seorang putri duyung.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-ruby-gillman-teenage-kraken-monster-laut-yang-hidup-selayaknya-remaja-normal-di-daratan/

Review Film: Ruby Gillman, Teenage Kraken, Monster Laut yang Hidup Selayaknya Remaja Normal di Daratan

Well, apa saja rahasia yang sebenarnya disembunyikan sang ibu? Mengapa hal itu menjadi sebuah rahasia?

Kamu bisa menemukan jawabannya dengan menonton Ruby Gillman, Teenage Kraken di bioskop mulai 30 Juni 2023, ya!

Pendapat saya

First of all, menurut saya Ruby Gillman Teenage Kraken merupakan film coming-of-age dengan cerita ringan yang cocok ditonton bersama keluarga. Meski berbentuk animasi dan kisahnya fiksi, namun film ini masih bisa dinikmati untuk semua usia. Kehidupan remaja yang punya free spirit, namun satu sisi juga naif, sangat tergambarkan dalam film ini.

Kalau visualnya, sih, sudah tak perlu ditanya lagi. Style animasi yang dipakai juga cukup unik dan benar-benar memanjakan mata. Salah satu yang paling saya suka, yakni visual yang menggambarkan kehidupan di Oceanside. Entah mengapa, visualnya sedikit ada kesan nostalgic ala tahun 2000-an awal.

Selain dari segi visual, pemilihan soundtrack yang mengiringi kehidupan Ruby juga sangat tepat. Tak bisa dianggap sepele, pemilihan soundtrack yang tepat ini juga mampu menambah emosi tersendiri.

Pembangunan karakter dalam Ruby Gillman, Teenage Kraken pun cukup kuat. Mulai dari Ruby sebagai remaja ala gen Z yang penuh semangat, tak takut ambil risiko, tapi juga naif. Begitu juga sang ibu, Agatha, yang berhasil menggambarkan ibu-ibu milenial zaman sekarang.

Sayangnya, menurut saya karakter Chelsea atau Ursula sebagai villain masih kurang maksimal, dan seharusnya bisa dibuat lebih creepy lagi.

Sebagai penutup, rating dari saya untuk film Ruby Gillman, Teenage Kraken ini adalah 7/10So, happy watching!

Review Drama Korea: Celebrity, Angkat Sisi Gelap Dunia Seleb & Influencer di Media Sosial

Review Drama Korea: Celebrity, Angkat Sisi Gelap Dunia Seleb & Influencer di Media Sosial – Beberapa hari terakhir, timeline Instagram saya diramaikan dengan review drama Korea Celebrity. Saya pun akhirnya jadi penasaran untuk menyaksikan drama yang dibintangi oleh Park Gyu-young, Kang Min-hyuk, dan Lee Chung-ah ini. Terlebih, beberapa influencer tanah air pun turut memberikan review dan pandangan mereka.

Hmm, apakah ceritanya memang sebagus itu? Simak ulasan saya selengkapnya berikut ini, yuk!

Sinopsis

 

Secara garis besar, Celebrity mengangkat kisah tentang sisi gelap dunia selebritas atau influencer di Korea Selatan. Cerita bermula ketika Seo A-ri, seleb Instagram dengan 1,3 juta followers yang melakukan live streaming untuk mengungkap seputar kebusukan yang dilakukan para selebgram. Siaran langsung tersebut langsung heboh lantaran Seo A-ri dikabarkan sudah meninggal beberapa bulan lalu.

Dalam siaran tersebut, A-ri menceritakan tentang awal mula ia memulai kariernya sebagai seorang influencer. Sebelumnya, ia adalah seorang putri dari keluarga pengusaha kaya raya, namun mereka tiba-tiba bangkrut setelah ayahnya meninggal. Ia pun terpaksa mengubur mimpinya dan bekerja menjadi tulang punggung keluarga sebagai sales kosmetik. Suatu hari ia bertemu dengan Oh Min-hye, teman SMA nya yang kini menjadi sosialita terkenal. Oh Min-hye mengundang Seo A-ri untuk datang sebuah pesta seleb terkenal di Korea Selatan.

Di pesta tersebut, A-ri justru menjadi pusat perhatian sehingga pengikut di Instagramnya pun ikut naik pesat, hingga direkrut sebuah agensi. Kepopuleran A-ri semakin besar membuat beberapa orang selebgram lainnya merasa cemburu dan melakukan berbagai cara untuk menjatuhkannya.

Di tengah fitnah yang menyerangkan, Seo A-ri tiba-tiba terlibat dalam sebuah insiden berbahaya.

Perlihatkan kehidupan glamor selebritas

 

Drama ini juga menceritakan hubungan pertemanan antara para seleb populer yang tergabung dalam Gabin Society. Meski terlihat akur, namun sebenarnya mereka hanya menjalin hubungan palsu demi keuntungan saja. Di belakang layar, mereka juga saling bersaing untuk menunjukkan kemewahan, popularitas, bahkan mereka juga tak segan untuk saling menjatuhkan.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-drama-korea-celebrity-angkat-sisi-gelap-dunia-seleb-influencer-di-media-sosial/

Review Drama Korea: Celebrity, Angkat Sisi Gelap Dunia Seleb & Influencer di Media Sosial

Selain intrik tersebut, penonton juga diperlihatkan bagaimana kehidupan glamour hingga keuntungan besar yang didapat dari para selebritas. Mulai dari mendapat tawaran endorsement dengan harga mahal hingga membangun bisnis mereka sendiri.

Pendapat saya

Jujur saja, di episode pertama saya sedikit bingung dengan alur maju mundur dari drama ini. Namun, setelah menonton episode kedua dan seterusnya, akhirnya saya bisa memahami jalan ceritanya. Hal yang membuat saya tertarik menonton setiap episode drama Celebrity adalah jalan cerita yang bisa terbilang baru, di mana kisah yang disuguhkan tidak condong ke arah romance.

Selain itu, menurut saya penulis juga berhasil membuat cerita yang tidak mudah ditebak. Di beberapa episode awal saya sempat menebak-nebak jika sosok pemilik akun Instagram @bbbfamous sebenarnya adalah salah satu orang yang ada di dekat Seo A-ri. Saya juga sempat berpikir, jika kemungkinan kasus kematian Seo A-ri adalah perbuatan dari salah satu anggota Gabin Society, yang ditutupi sebagai kasus bunuh diri. Namun, ternyata tebakan saya meleset besar, Bestie.

Last but not least, hal yang perlu diacungi jempol tentunya adalah akting para pemainnya yang sukses memerankan karakter mereka dengan baik. Salah satunya Park Gyu-young yang sukses menggambarkan karakter Seo A-ri yang dingin, keras kepala, kuat, dan berpendirian teguh.

Setelah melihat keseluruhan serial ini, saya pun tahu alasan mengapa drakor ini berhasil mencuri perhatian banyak penonton.

Review One Piece Live Action Season 1, Di Atas Ekspektasi?

Review One Piece Live Action Season 1, Di Atas Ekspektasi? – Serial One Piece Live Action Season 1 sudah tayang di Netflix pada Kamis (31/8/2023). Total ada 8 episode yang tayang sekaligus pada pukul 14.00 WIB. Bagi Nakama yang sudah tidak sabar untuk nonton, baca dulu review serial One Piece Live Action Season 1 berikut ini.

One Piece adalah karya fenomenal Eiichiro Oda dan menjadi salah satu manga paling populer sepanjang masa dengan jutaan penggemar di seluruh dunia. Manga ini menceritakan petualangan epik dari bajak laut Topi Jerami dalam mencari harta karta karun One Piece.

Rumor terkait proyek adaptasi manga One Piece menjadi serial live action sendiri sudah beberapa kali terdengar. Kini, akhirnya impian para penggemar menjadi kenyataan lewat kerja sama Netflix dengan Tomorrow Studios dan Shueisha, serta menggandeng Eiichiro Oda sebagai produser eksekutif.

Sinopsis One Piece Live Action Season 1

Seperti manga dan anime-nya, sinopsis One Piece Live Action menceritakan tentang petualangan Monkey D. Luffy, dan krunya bernama Bajak Laut Topi Jerami. Luffy adalah seorang bocah yang memiliki kemampuan elastis setelah memakan buah iblis, Gomu Gomu. Demi menjadi Raja Bajak Laut, ia berangkat dari desa kecilnya dalam sebuah perjalanan untuk menemukan harta karun berharga, One Piece.

Bersama dengan para kru bajak lautnya, Zoro, Nami, Sanji, dan Usopp, mereka berlayar di lautan Grand Line untuk mewujudkan impian mereka.

Baca Juga: Profil Pemain One Piece Live Action

Adapun pemeran utama yang bermain di serial ini antara lain Inaki Godoy (Monkey D. Luffy), dan Mackenyu (Roronoa Zoro). Kemudian Emily Rudd (Nami), Taz Skylar (Sanji), dan Jacob Romero Gibson (Usopp).

Review Serial One Piece Live Action Season 1

Pada episode pertama, serial ini langsung menampilkan tokoh utama, Monkey D. Luffy yang memiliki ambisi besar untuk menjadi Raja Bajak Laut. Luffy pun bertemu dan menyelamatkan Coby yang awalnya adalah kru kapal Alvida. Episode pertama juga menceritakan awal mula pertemuan Luffy dengan Zoro dan Nami, hingga mengajak mereka bergabung dengan tim kapalnya.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-one-piece-live-action-season-1-di-atas-ekspektasi/

Review One Piece Live Action Season 1 Di Atas Ekspektasi

Efek Visual dan Adegan Aksi

Meski tak sepenuhnya menyerupai visual di anime, One Piece Live Action ini berhasil mengekspresikan semangat dan pesona dari seri aslinya. Dengan hanya melihat trailer-nya pun, penonton sudah bisa menebak kalau CGI dan sinematografi serial One Piece Live Action ini cukup ciamik. Adegan pertarungan yang penuh aksi juga disajikan dengan sangat baik dan terasa begitu intens.

Akting Para Pemain sebagai Karakter Utama

Para aktor yang berperan sebagai karakter utama juga berhasil menampilkan keunikan dan kepribadian dari masing-masing tokoh sesuai dengan penggambaran di anime-nya. Inaki Godoy sukses menggoda penonton dengan ambisinya yang besar, namun juga kocak. Sementara itu, Mackenyu tampak berhasil menghidupkan karakter Roronoa Zoro yang dingin dan karismatik.

Kemampuan akting para pemain yang luar biasa ini mampu menangkap esensi dari masing-masing karakter. Sehingga para penggemar anime dan manga merasa melihat karakter utama One Piece kesayangan mereka dalam kehidupan nyata.

Kesetiaan Serial Live Action pada Cerita Aslinya

 

Berdasarkan ceritanya, serial ini berhasil menampilkan alur cerita yang setia pada cerita aslinya di manga dan anime One Piece. Beberapa kisah masa lalu Luffy pun tersampaikan dengan jelas di serial One Piece Live Action Season 1 ini.

Pencipta film dapat dengan bijaksana memilih momen-momen penting dari cerita aslinya untuk diadaptasi ke dalam serial live action. Hal ini membuat para penggemar dapat mengikuti kembali petualangan Luffy dan kru Bajak Laut Topi Jerami lainnya dalam tampilan yang baru dan segar.

Beberapa Aspek yang Hilang Karena Alasan Waktu

Sayangnya, para penggemar One Piece mungkin akan merasakan adanya bagian-bagian kecil yang hilang dari cerita aslinya dalam serial One Piece Live Action. Namun, tidak semua adegan dan karakter bisa hadir

Serial ini tidak menghadirkan beberapa adegan dan karakter dengan alasan waktu, yang mungkin dapat mengecewakan sebagian penggemar. Satu episode live action One Piece mengadaptasi beberapa episode dari seri anime-nya, sehingga akan sangat terasa perbedaannya di beberapa aspek tertentu.

One Piece versi Live Action Secara Keseluruhan

Namun secara keseluruhan, penonton tetap bisa menikmati adegan-adegan dan cerita penting yang dikemas begitu apik dengan efek visual yang mengagumkan. Kesetiaan serial live action pada manga dan anime aslinya cukup membuat para penggemar tidak merasa terlalu kecewa. Para penonton yang baru atau belum pernah menonton anime One Piece sebelumnya juga dapat menangkap kisah Topi Jerami lewat serial live action ini.

Itu dia review serial One Piece Live Action Season 1 secara keseluruhan. Sobat Pelayar bisa menonton serial One Piece versi live action dari episode 1 sampai 8 yang sudah tayang hanya di Netflix. Selamat menonton!

Review Film: Indiana Jones and the Dial of Destiny

Review Film: Indiana Jones and the Dial of Destiny – Aktor kawakan Harrison Ford kembali membintangi film terbaru Indiana Jones and the Dial of Destiny. Berbeda dari film-film terdahulunya, kali ini Harrison Ford sebagai Indiana Jones masuk ke masa pensiunnya dan berpetualang ke masa lampau untuk menemukan artefak berharga.

Lebih lanjut, simak ulasan saya untuk film Indiana Jones and the Dial of Destiny berikut ini!

Sinopsis film Indiana Jones and the Dial of Destiny

Indiana Jones and the Dial of Destiny bercerita tentang masa pensiun Indi setelah bertahun-tahun mengajar sebagai profesor arkeologi di Hunter College. Hari-hari Indy yang membosankan tiba-tiba berubah setelah putri baptisnya, Helena Shaw, berkunjung mencari artefak langka yang dipercayakan ayahnya kepada Indy bertahun-tahun sebelumnya.

Artefak yang dicarinya adalah Antikythera, sebuah perangkat yang konon memiliki kekuatan menemukan celah dalam waktu dan memungkinkan orang melakukan perjalanan waktu ke masa lalu maupun ke masa depan.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-indiana-jones-and-the-dial-of-destiny/

Review Film Indiana Jones and the Dial of Destiny

Tak hanya sampai di situ, Antikythera rupanya juga menjadi incaran Jürgen Voller, seorang mantan Nazi sekaligus musuh lama Indy. Voller pun melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan Antikythera agar dapat kembali ke masa lalu demi mengubah jalannya sejarah dunia.

Hadirkan teka-teki petualangan seru

Secara garis besar, kisah yang ditampilkan dalam film Indiana Jones and the Dial of Destiny sebenarnya bukanlah hal baru. Plot ceritanya sendiri mudah ditebak, namun tetap terasa seru berkat teka-teki petualangan yang menarik untuk diulik. Terlebih, film ini tak semata menyuguhkan aksi dan petualangan saja, tetapi juga menghadirkan nuansa kekeluargaan yang menyentuh.

Menampilkan sosok gagah Harrison Ford

Film ini dimulai dengan latar tahun 1944, ketika Indi berusaha melawan pasukan Nazi untuk merebut kembali barang peninggalan bersejarah yang telah dicuri. Pada adegan tersebut, Indi dan Basil Shaw ditampilkan ke dalam sosok yang kembali ke masa muda seperti saat keduanya muncul di Raiders of the Lost Ark tahun 1982.

Namun, penampilan Indi dan Shaw muda hanyalah tipuan visual, di mana produksi untuk adegan tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan bernama de-aging. Hal serupa juga disampaikan Harrison Ford kepada Stephen Colbert di “The Late Show”.

Demi mengimbangi tampilan fisik yang kembali muda, Ford juga menampilkan dirinya sebagai pria gagah melalui gerakan cekatan dalam adegan aksi tersebut. Overall, penampilannya memang patut diacungi jempol, terlebih proses syuting film Indiana Jones and the Dial of Destiny sendiri dilakukan ketika dirinya berusia nyaris 80 tahun.

Review Film: Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One, Agen IMF Kembali Bertemu Misi Penuh Jebakan

Review Film: Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One, Agen IMF Kembali Bertemu Misi Penuh Jebakan – Kesuksesan film Mission: Impossible pada tahun 1996 terus berlanjut. Film ini terus berkembang hingga kini hadir sekuel ke-7, Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One. Setelah hampir empat dekade, Tom Cruise masih konsisten memerankan karakter agen rahasia bernama Ethan Hunt.

Pada seri ini juga, Mission: Impossible pertama kalinya membagi cerita menjadi dua bagian.

Apakah film ini masih worth to watch? Yuk, simak ulasan saya untuk Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One!

Sinopsis

Film dibuka dengan sebuah prolog yang bercerita tentang sebuah sistem AI yang sangat kuat. Dikenal dengan nama The Entity, sistem AI tersebut tiba-tiba membelot saat masa percobaan di Rusia dan menyebabkan kapal selam serta seluruh penumpangnya tenggelam.

Satu-satunya cara untuk mengendalikan sistem AI tersebut adalah dua kunci yang saling terkait. Mengetahui hal itu, setiap negara ingin memiliki kunci untuk keuntungan mereka sendiri.

Pemimpin IMF, Eugene Kitteridge, pun segera meminta Ethan Hunt untuk menemukan kunci tersebut yang disembunyikan oleh Ilsa Faust, mantan agen MI6 yang bersekutu dengan Ethan.

Setelah mendapatkan satu kunci dan memalsukan kematian Ilsa, Ethan bersama rekannya, Benji Dunn dan Luther Stickell mencoba melacak kunci lainnya. Sayangnya, pencuri bernama Grace berhasil mencurinya terlebih dahulu.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-mission-impossible-dead-reckoning-part-one-agen-imf-kembali-bertemu-misi-penuh-jebakan/

Review Film: Mission: Impossible - Dead Reckoning Part One, Agen IMF Kembali Bertemu Misi Penuh Jebakan

Tak bisa dianggap remeh, meski sering terjebak dalam situasi menegangkan bersama Ethan, Grace selalu berhasil melarikan diri sambil membawa kunci lainnya. Yup, kin mereka terjebak di Venesia, menghindari kejaran polisi setempat, pemerintah AS, dan sekelompok tentara bayaran atas nama Entitas.

Suasana semakin menegangkan, Ethan, Ilsa, dan Grace juga harus menghadapi Gabriel, seorang pria yang bertindak atas nama The Entity. Ia tak hanya ingin mendapatkan kunci, namun juga ingin membalaskan dendamnya pada Ethan.

Berhasil membalaskan dendamnya, Ethan dan Gabriel kembali bertemu dan bertarung di  atas kereta Orient Express yang sedang melaju kencang. Sementara itu, Grace menyamar sebagai Alana alias White Widow, pedagang senjata pasar gelap. Ia bertemu dengan Kittridge untuk menjual dua kunci yang saling terkait.

Well, apakah Grace akan tergoda untuk menyerahkan kunci tersebut begitu saja? Akankah Ethan bisa mengalahkan Gabriel dan mendapatkan kunci serta mengetahui lokasi The Entity?

Berdurasi 2,5 jam lebih, film Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One terasa sangat panjang. Terlebih pada adegan-adegan awal, penuh dengan dialog pembahasan tentang The Entitiy yang cukup sulit dipahami. Entah mengapa, pace film ini cukup unik.

Terkadang penonton dibuat excited, lalu dipaksa untuk menyimak hingga nyaris bosan, lalu tiba-tiba adegan laga sukses membangkitkan adrenaline rush. Jangan merasa cepat lega karena akan ada banyak situasi menegangkan di depan mata.

Ada satu hal lagi yang patut jadi highlight dan diapresiasi dari film Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One. Tidak lain adalah adegan ekstrem yang dilakukan Tom Cruise sendiri, tanpa bantuan stuntman.

Mulai dari adegan terjun bebas, adegan laga di atas kereta yang melaju, dan masih banyak lagi. Bahkan, adegan ketika kereta jatuh dari jembatan dalam film ini juga dilakukan sungguhan, bukan dengan teknologi CGI.

Semakin penasaran? Film Mission: Impossible – Dead Reckoning Part One sudah tayang mulai 8 Juli 2023 di bioskop kesayangan kamu, ya!

Review Film: Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti, Kilas Balik Kehidupan Narendra di Masa Muda

Review Film: Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti, Kilas Balik Kehidupan Narendra di Masa Muda – Setelah Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini dan Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang, Angga Sasongko kembali membawa cerita baru, yakni Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti. Jika sebelumnya membahas Awan dan Aurora, di dunia baru ini kamu akan diajak mengenal lebih jauh dengan Narendra dan Angkasa.

Bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk, simak ulasan lengkap saya untuk Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti.

Sinopsis

Universe baru ini dimulai dengan tragedi kecelakaan kereta api Bintaro tahun 1987 yang menewaskan 139 orang, salah satunya Wildan, kakak Narendra. Yap, di sini kamu akan bertemu dengan Narendra muda (Jourdy Prananta) yang masih berusia 25 tahun.

Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-hari-ini-akan-kita-ceritakan-nanti-kilas-balik-kehidupan-narendra-di-masa-muda/

Review Film Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti Kilas Balik Kehidupan Narendra di Masa Muda

Kecelakaan ini membawa trauma yang besar untuk Narendra, mengingat Wildan lah yang mengajak dirinya untuk merantau dan kuliah di Jakarta. Di tengah kepedihan itu, Narendra bertemu dengan Ajeng (Yunita Siregar) yang sedang gelisah menunggu ibunya di rumah sakit.

Pertemuan tidak sengaja itu membuat keduanya semakin dekat dan saling jatuh cinta. Tak semudah itu, keluarga Ajeng yang berasal dari kalangan orang terpandang tidak merestui hubungannya dengan Narendra yang berasal dari keluarga biasa saja. Apakah mereka berhasil bersatu? Of course, jika tidak, film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini tidak mungkin ada.

Oh iya, film ini mengambil alur maju mundur, jadi kamu jangan bingung, ya!

Di masa depan, 2 tahun setelah cerita Aurora Jalan yang Jauh, Jangan Lupa Pulang, Angkasa (Rio Dewanto) sudah menikah dengan Lika (Agla Artalidia) dan menetap di Bali. Sedikit flashback, hubungan Angkasa dengan ayahnya, Narendra (Donny Damara), memang tidak pernah akur.

Tak heran jika Angkasa memilih untuk “kabur” dari bayang-bayang ayahnya. Keputusannya tersebut ternyata tidak membawa hasil. Angkasa semakin emosional, hingga mempertaruhkan rumah tangganya. Lagi-lagi, Narendra kembali hadir ke hidup Angkasa.

2 garis waktu, 2 keluarga, 2 cerita