Review Film: Indiana Jones and the Dial of Destiny – Aktor kawakan Harrison Ford kembali membintangi film terbaru Indiana Jones and the Dial of Destiny. Berbeda dari film-film terdahulunya, kali ini Harrison Ford sebagai Indiana Jones masuk ke masa pensiunnya dan berpetualang ke masa lampau untuk menemukan artefak berharga.
Lebih lanjut, simak ulasan saya untuk film Indiana Jones and the Dial of Destiny berikut ini!
Sinopsis film Indiana Jones and the Dial of Destiny
Indiana Jones and the Dial of Destiny bercerita tentang masa pensiun Indi setelah bertahun-tahun mengajar sebagai profesor arkeologi di Hunter College. Hari-hari Indy yang membosankan tiba-tiba berubah setelah putri baptisnya, Helena Shaw, berkunjung mencari artefak langka yang dipercayakan ayahnya kepada Indy bertahun-tahun sebelumnya.
Artefak yang dicarinya adalah Antikythera, sebuah perangkat yang konon memiliki kekuatan menemukan celah dalam waktu dan memungkinkan orang melakukan perjalanan waktu ke masa lalu maupun ke masa depan.
Baca Juga : https://nymeriatv.com/review-film-indiana-jones-and-the-dial-of-destiny/
Tak hanya sampai di situ, Antikythera rupanya juga menjadi incaran Jürgen Voller, seorang mantan Nazi sekaligus musuh lama Indy. Voller pun melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan Antikythera agar dapat kembali ke masa lalu demi mengubah jalannya sejarah dunia.
Hadirkan teka-teki petualangan seru
Secara garis besar, kisah yang ditampilkan dalam film Indiana Jones and the Dial of Destiny sebenarnya bukanlah hal baru. Plot ceritanya sendiri mudah ditebak, namun tetap terasa seru berkat teka-teki petualangan yang menarik untuk diulik. Terlebih, film ini tak semata menyuguhkan aksi dan petualangan saja, tetapi juga menghadirkan nuansa kekeluargaan yang menyentuh.
Menampilkan sosok gagah Harrison Ford
Film ini dimulai dengan latar tahun 1944, ketika Indi berusaha melawan pasukan Nazi untuk merebut kembali barang peninggalan bersejarah yang telah dicuri. Pada adegan tersebut, Indi dan Basil Shaw ditampilkan ke dalam sosok yang kembali ke masa muda seperti saat keduanya muncul di Raiders of the Lost Ark tahun 1982.
Namun, penampilan Indi dan Shaw muda hanyalah tipuan visual, di mana produksi untuk adegan tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan bernama de-aging. Hal serupa juga disampaikan Harrison Ford kepada Stephen Colbert di “The Late Show”.
Demi mengimbangi tampilan fisik yang kembali muda, Ford juga menampilkan dirinya sebagai pria gagah melalui gerakan cekatan dalam adegan aksi tersebut. Overall, penampilannya memang patut diacungi jempol, terlebih proses syuting film Indiana Jones and the Dial of Destiny sendiri dilakukan ketika dirinya berusia nyaris 80 tahun.