Resensi Film Miracle In Cell No. 7 – Akhirnya film Miracle In Cell No. 7 tayang di bioskop. Karya sineas Hanung Bramantyo ini adaptasi resmi dari film Korea Selatan berjudul sama, disutradarai Lee Hwan Kyung.
Miracle In Cell No. 7 versi Indonesia kisahnya berawal dari tewasnya bocah bernama Melati Wibisono (Makayla Rose) dengan sejumlah luka memar. Melati anak petinggi partai, Willy Wibisono (Iedil Dzuhrie).
Dodo Rozak (Vino G Bastian) yang sehari-hari jualan balon didakwa bersalah dan dipenjara. Putri Dodo, Kartika (Graciella Abigail), dikirim ke Panti Asuhan Mentari karena ibunya, Juwita (Marsha Timothy), meninggal akibat perdarahan saat bersalin.
Dodo dijebloskan ke sel nomor 7. Di sana Japra (Indro Warkop), Atno (Indra Jegel), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen Rakelna) dan Asrul (Bryan Domani). Berikut review film Miracle In Cell No. 7 yang diproduksi Falcon Pictures.
Kerusuhan di Lapas
Suatu hari, terjadi kerusuhan di lapas gara-gara seorang narapidana merasa terusik oleh bisnis yang dikendalikan Japra dari balik jeruji besi. Ia mencoba menghabisi Japra namun upaya ini digagalkan Dodo.
Akibatnya, Dodo mengalami luka tusuk. Merasa utang budi, Japra meluluskan permintaan Dodo untuk bertemu Kartika. Kartika kecil diselundupkan ke penjara. Lambat laun aksi ini tepergok sipir.
Seiring waktu, Kartika (Mawar De Jongh) beranjak dewasa lalu jadi pengacara. Ia berupaya membersihkan nama Dodo yang mengidap mental illness dan kadung dicap pembunuh sekaligus pemerkosa anak.
2 Kekhawatiran Tak Terbukti
Kekhawatiran kami terhadap film ini ada dua. Pertama, Miracle In Cell No. 7 terjebak menjadi melodrama yang berlarut. Kedua, segmen-segmen komedi kurang menyatu dengan pilar drama. Alhamdulillah, dua kekhawatiran ini tak terbukti.
Hanung Bramantyo meletakkan fondasi drama berbasis akting prima Vino G Bastian, yang sejak awal pemunculannya mengundang simpati. Gestur seperti gerakan tangan hingga tatapan mata dan cara berjalannya 100 persen meyakinkan.
Kejutan lain datang dari Graciella Abigail yang mengimbangi akting Vino. Tanpa jarak dengan aksi reaksi natural. Inilah modal kuat yang sulit ditandingi. Tanpa dipaksa, penonton ikut memiliki dan kepikiran nasib dua karakter ini.
Baca Juga : https://nymeriatv.com/resensi-film-miracle-in-cell-no-7/
Komedi dan Pil Tragedi
Hanung Bramantyo, adalah sineas yang terampil meracik komedi. Maka, saat Dodo masuk sel nomor 7, di sanalah mimbar lawak berdiri. Lakonnya tak main-main, dari legenda hidup Indro Warkop, mantan bintang Extravaganza, hingga para komika.
Jangan lupa, ada Bryan Domani yang citra gantengnya auto-pudar gara-gara rambut gondrong plus kacamata yang enggak banget. Tapi, di sinilah nuansa lawak ditakik dengan memanfaatkan beragam momen receh.
Dari perkara printer hingga keplak-keplakan tanpa kehilangan wibawa bahwa komedi acapkali jadi “kata pengantar” agar pil tragedi rasanya tidak terlalu pahit.
Tonjokan Materi Lawak
Di dalam sel nomor 7 inilah mukjizat terjadi. Para pemeran pendukung mengajak tokoh utama dan penonton melupakan masalah. Dodo dan Kartika sejenak lupa akan kasus hukum yang mengimpit. Penonton rehat sejenak dari harga BBM yang meninggi.
Esensi komedi ini adalah menertawakan hidup dan penderitaan yang melingkunginya. Tonjokan materi lawak tak akan sampai ke saraf humor jika bukan Indro Warkop dkk. yang memainkannya.
Hanung Iris Bawang
Lalu, kita tiba di puncak drama yang dibuat klimaks dengan dialog-dialog sederhana tapi mengena khas Alim Sudio. Momen paling menyakitkan dari film ini adalah kalimat-kalimat dan visual bersayap. Janji Dodo bahwa besok akan pulang membuat kaca-kaca yang mebingkai mata kami pecah.
Bahagianya Dodo akhirnya bisa terbang dengan tangan kanan menunjuk ke cakrawala dan balon warna kuning yang melayang adalah bawang yang sengaja diiris tipis-tipis oleh Hanung.
Paket Lengkap
Miracle In Cell No. 7 adalah paket lengkap. Kita menertawakan penderitaan dan menangisi keberhasilan. Dua emosi yang tertukar momen dan waktu namun di sinilah seni kehidupan. Hanung Bramantyo mengantar kita ke simpang pertukaran ini.
Tak perlu repot-repot membandingkan ini dengan versi aslinya. Bisa dibilang, Miracle In Cell No. 7 versi Indonesia berdiri sendiri. Akarnya, dari Negeri Ginseng. Batang, ranting, dahan, daun dan buahnya dirawat Hanung and the gang.
Bagi Anda yang sedang bermasalah dengan ayah atau telah ditinggal bapak (apapun konteksnya), kami sarankan membawa tisu. Ini peringatan serius. Terakhir, selamat mengenang ayah bersama gambar bergerak yang kita sebut sinema.
Pemain: Vino G Bastian, Mawar De Jongh, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Bryan Domani, Rigen Rakelna, Marsha Timothy, Iedil Dzuhrie, Makayla Rose
Produser: Frederica
Sutradara: Hanung Bramantyo
Penulis: Alim Sudio
Produksi: Falcon Pictures
Durasi: 145 menit